medcom.id, Jakarta: Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu membantah penangan sandera dan operasi bersama yang dilakukan tiga negara tak berjalan efektif. Ia mengklaim banyak perkembangan baik dalam hubungan Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
"Sandera kan ada yang dilepaskan juga, kemudian Kelompok Abu Sayaf itu dulu begitu-begitu aja, sekarang sudah 300 lebih yang mati, itu kan hasil," tegas Ryamizard di Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2016).
Tak hanya itu, kapal yang membawa batu bara melalui jalur Laut Sulu saat ini tak lagi diganggu perompak. Beberapa penculikan yang terjadi belakangan bukan di area itu, tapi di Sabah.
Menhan tak akan mendiamkan kasus itu. Rencana operasi sudah disiapkan untuk menindak perompak yang kerap beraksi di perairan Sabah.
"Kita latihan dulu, tiga angkatan, kita sudah mulai dengan memfokuskan di situ," kata Ryamizard.
Mantan Panglima Komando Strategis Angkatan darat ini terus berkoordinasi dengan Menteri Pertahanan Malaysia dan Filipina. Hasil koordinasi akan diteruskan kepada tentara yang berjaga dalam bentuk petunjuk apa yang harus dilakukan..
Penculikan dan penyanderaan yang kembali terjadi di perairan Sabah, Malaysia, menimpa dua anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia. Saat ini, dua ABK WNI tersebut sudah berada di pulau Sulu, Filipina Selatan. Dua ABK WNI yang diculik masing-masing bernama Saparuddin Bin Koni, 43, kapten kapal asal Sulawesi Selatan dan Sawal Bin Maryam, 36, wakil kapten asal Sulawesi Selatan.
Peristiwa terjadi di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia, sekitar pukul 19.20 pada Sabtu 19 November. Kemenlu RI menerima informasi dari Asosiasi Pemilik Kapal sekitar satu jam setelah peristiwa tersebut.
medcom.id, Jakarta: Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu membantah penangan sandera dan operasi bersama yang dilakukan tiga negara tak berjalan efektif. Ia mengklaim banyak perkembangan baik dalam hubungan Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
"Sandera kan ada yang dilepaskan juga, kemudian Kelompok Abu Sayaf itu dulu begitu-begitu aja, sekarang sudah 300 lebih yang mati, itu kan hasil," tegas Ryamizard di Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2016).
Tak hanya itu, kapal yang membawa batu bara melalui jalur Laut Sulu saat ini tak lagi diganggu perompak. Beberapa penculikan yang terjadi belakangan bukan di area itu, tapi di Sabah.
Menhan tak akan mendiamkan kasus itu. Rencana operasi sudah disiapkan untuk menindak perompak yang kerap beraksi di perairan Sabah.
"Kita latihan dulu, tiga angkatan, kita sudah mulai dengan memfokuskan di situ," kata Ryamizard.
Mantan Panglima Komando Strategis Angkatan darat ini terus berkoordinasi dengan Menteri Pertahanan Malaysia dan Filipina. Hasil koordinasi akan diteruskan kepada tentara yang berjaga dalam bentuk petunjuk apa yang harus dilakukan..
Penculikan dan penyanderaan yang kembali terjadi di perairan Sabah, Malaysia, menimpa dua anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia. Saat ini, dua ABK WNI tersebut sudah berada di pulau Sulu, Filipina Selatan. Dua ABK WNI yang diculik masing-masing bernama Saparuddin Bin Koni, 43, kapten kapal asal Sulawesi Selatan dan Sawal Bin Maryam, 36, wakil kapten asal Sulawesi Selatan.
Peristiwa terjadi di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia, sekitar pukul 19.20 pada Sabtu 19 November. Kemenlu RI menerima informasi dari Asosiasi Pemilik Kapal sekitar satu jam setelah peristiwa tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)