medcom.id, Jakarta: Sisca Tjong, istri salah seorang terpidana kasus pelecehan seksual murid Jakarta International School (JIS) mengaku kesal dan marah atas proses eksekusi yang dilakukan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan atas putusan kasasi Mahkamah Agung terhadap suaminya, Ferdinand Tjiong.
Sisca menuturkan proses eksekusi dilakukan secara tak wajar dan sangat tidak manusiawi. Kejari Jaksel yang melakukan eksekusi disebut memaksa masuk ke halaman rumah dengan melompati pagar yang terkunci dan menggedor jendela rumah pada 25 Februari dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.
"Kami kira mereka rampok, bawa senjata laras panjang. Suami saya bukan teroris dan kami punya anak, kenapa diperlakukan seperti itu," ungkap Sisca, saat memberikan keterangan pers di Bangi Kopitiam SCBD Lot 6 Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (26/2/2016).
Sisca menyebut penangkapan Ferdinand layaknya oknum PKI saat menggerebek kediaman pahlawan nasional Indonesia Abdul Haris Nasution yang ditangkap dan digelandang oleh PKI di hadapan anak-anaknya. Hal ini, kata dia, menimbulkan trauma bagi anak-anaknya.
"Mereka seperti PKI, menggerebek suami saya seperti itu. Bahkan suami saya hanya diberi waktu 5 menit untuk ganti baju dan ke kamar kecil pun diikuti. Suami ditangkap di depan anak-anak saya, kejadian seperti ini akan menjadi trauma bagi anak saya seumur hidupnya," tutur Sisca.
Menurut Sisca, Ferdinand hanyalah korban fitnah. Dia menyebut jika suaminya hendak berniat tidak baik, tentu Ferdinand akan pergi begitu saja meninggalkan keluarganya, namun hal itu tidak dilakukan. Bahkan Sisca menyebut Ferdinand taat hukum dan sabar mengikuti proses hukum yang tengah dijalaninya.
"Yang dilakukannya hanya mengantar anak sekolah, les, itu dilakukan setelah bebas. Selama ini Ferdi dan Neil selalu taat proses hukum. Tapi sebagai warga negara Indonesia, diperlakukan seperti itu di negaranya sendiri, saya sangat marah, sangat kecewa," pungkasnya.
medcom.id, Jakarta: Sisca Tjong, istri salah seorang terpidana kasus pelecehan seksual murid Jakarta International School (JIS) mengaku kesal dan marah atas proses eksekusi yang dilakukan Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan atas putusan kasasi Mahkamah Agung terhadap suaminya, Ferdinand Tjiong.
Sisca menuturkan proses eksekusi dilakukan secara tak wajar dan sangat tidak manusiawi. Kejari Jaksel yang melakukan eksekusi disebut memaksa masuk ke halaman rumah dengan melompati pagar yang terkunci dan menggedor jendela rumah pada 25 Februari dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.
"Kami kira mereka rampok, bawa senjata laras panjang. Suami saya bukan teroris dan kami punya anak, kenapa diperlakukan seperti itu," ungkap Sisca, saat memberikan keterangan pers di Bangi Kopitiam SCBD Lot 6 Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (26/2/2016).
Sisca menyebut penangkapan Ferdinand layaknya oknum PKI saat menggerebek kediaman pahlawan nasional Indonesia Abdul Haris Nasution yang ditangkap dan digelandang oleh PKI di hadapan anak-anaknya. Hal ini, kata dia, menimbulkan trauma bagi anak-anaknya.
"Mereka seperti PKI, menggerebek suami saya seperti itu. Bahkan suami saya hanya diberi waktu 5 menit untuk ganti baju dan ke kamar kecil pun diikuti. Suami ditangkap di depan anak-anak saya, kejadian seperti ini akan menjadi trauma bagi anak saya seumur hidupnya," tutur Sisca.
Menurut Sisca, Ferdinand hanyalah korban fitnah. Dia menyebut jika suaminya hendak berniat tidak baik, tentu Ferdinand akan pergi begitu saja meninggalkan keluarganya, namun hal itu tidak dilakukan. Bahkan Sisca menyebut Ferdinand taat hukum dan sabar mengikuti proses hukum yang tengah dijalaninya.
"Yang dilakukannya hanya mengantar anak sekolah, les, itu dilakukan setelah bebas. Selama ini Ferdi dan Neil selalu taat proses hukum. Tapi sebagai warga negara Indonesia, diperlakukan seperti itu di negaranya sendiri, saya sangat marah, sangat kecewa," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)