Jakarta: Pernyataan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak sering melakukan operasi tangkap tangan (OTT) diminta tak dijadikan polemik. Pernyataan Luhut harus dilihat secara utuh.
"Kita jangan respons pernyataan Pak LBP (Luhut Binsar Pandjaitan) sepotong-sepotong lalu buat judgement beliau anti pemberantasan korupsi. Kalau saya baca lengkap maksud beliau bagus," kata anggota Komisi III DPR Habiburokhman saat dihubungi, Selasa, 20 Desember 2022.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu sependapat dengan Luhut. Unsur pencegahan melalui penerapan teknologi informasi harus dimaksimalkan.
"Jadi kalau semua proses pengadaan dan pelayanan sudah didigitalisasi maka semakin minim peluang penyimpangan," ungkap dia.
Dia pun mencontohkan penegakan hukum di sektor lalu lintas. Polri sudah menerapkan electronic traffic law enforcement (ETLE).
"Di lalu lintas sekrang ada ETLE yang memangkas perilaku transaksi suap di jalan raya," sebut Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) itu.
Dia menyampaikan penerapan teknologi informasi semakin mempermudah pengawasan. Sebab, pengadaan barang dan jasa akan terbuka dan bisa dipantau masyarakat.
"Kalau semua sudah transparan maka dengan sendirinya OTT akan turun," ujar dia.
Sebelumnya, Luhut meminta KPK tidak sering-sering menggelar OTT. Operasi senyap itu dinilai menjelekkan negara jika sering dilakukan.
"Kita enggak usah bicara tinggi-tinggi lah kita, OTT-OTT itu kan enggak bagus sebenarnya buat negeri ini jelek banget, gitu," kata Luhut dalam acara Peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi Tahun 2023-2024 di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 20 Desember 2022.
Luhut meminta KPK lebih menggencarkan upaya pencegahan dan pendidikan ketimbang OTT. Dua tindakan itu dinilai lebih baik dalam memberantas korupsi ketimbang menangkap pejabat korup.
"Kita mau bersih-bersih amat di surga aja lah kau. jadi KPK pun jangan pula sedikit sedikit tangkap-tangkap itu enggak bagus juga, ya lihat-lihatlah," ujar Luhut.
Jakarta: Pernyataan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan
Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak sering melakukan operasi tangkap tangan (OTT) diminta tak dijadikan polemik. Pernyataan Luhut harus dilihat secara utuh.
"Kita jangan respons pernyataan Pak LBP (Luhut Binsar Pandjaitan) sepotong-sepotong lalu buat judgement beliau anti
pemberantasan korupsi. Kalau saya baca lengkap maksud beliau bagus," kata anggota Komisi III DPR Habiburokhman saat dihubungi, Selasa, 20 Desember 2022.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu sependapat dengan Luhut. Unsur pencegahan melalui penerapan teknologi informasi harus dimaksimalkan.
"Jadi kalau semua proses pengadaan dan pelayanan sudah didigitalisasi maka semakin minim peluang penyimpangan," ungkap dia.
Dia pun mencontohkan penegakan hukum di sektor lalu lintas. Polri sudah menerapkan
electronic traffic law enforcement (ETLE).
"Di lalu lintas sekrang ada ETLE yang memangkas perilaku transaksi suap di jalan raya," sebut Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) itu.
Dia menyampaikan penerapan teknologi informasi semakin mempermudah pengawasan. Sebab, pengadaan barang dan jasa akan terbuka dan bisa dipantau masyarakat.
"Kalau semua sudah transparan maka dengan sendirinya OTT akan turun," ujar dia.
Sebelumnya, Luhut meminta KPK tidak sering-sering menggelar OTT. Operasi senyap itu dinilai menjelekkan negara jika sering dilakukan.
"Kita enggak usah bicara tinggi-tinggi lah kita, OTT-OTT itu kan enggak bagus sebenarnya buat negeri ini jelek banget, gitu," kata Luhut dalam acara Peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi Tahun 2023-2024 di Kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 20 Desember 2022.
Luhut meminta
KPK lebih menggencarkan upaya pencegahan dan pendidikan ketimbang OTT. Dua tindakan itu dinilai lebih baik dalam memberantas korupsi ketimbang menangkap pejabat korup.
"Kita mau bersih-bersih amat di surga aja lah kau. jadi KPK pun jangan pula sedikit sedikit tangkap-tangkap itu enggak bagus juga, ya lihat-lihatlah," ujar Luhut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AGA)