Jakarta: Semangat gotong royong disebut modal utama melawan radikalisme dan terorisme. Pemerintah, masyarakat, dan aparat keamanan memiliki peran masing-masing.
"Intoleransi, radikalisme, dan terorisme harus dilawan secara bersama-sama atau bergotong royong oleh semua komponen bangsa Indonesia," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Besar Putra Putri (KBPP) Polri, Evita Nursanty, dalam keterangan tertulis, Kamis, 1 April 2021.
Menurut Evita, semangat gotong royong sejatinya sudah mengalir dalam darah masyarakat Indonesia. Sebab, semangat itu adalah karakter dan kepribadian bangsa, serta wujud pengamalan Pancasila.
"Gotong royong harus dibangun demi menciptakan Indonesia yang bersatu, damai, dan sejahtera," ujar dia.
Evita mengimbau masyarakat semakin menyadari bahaya terorisme masih ada. Mereka masih aktif merekrut anggota terutama pada generasi muda di kisaran usia 17 hingga 35 tahun.
Baca: Pelaku Terorisme Masih Muda, Orang Tua Diminta Serius Mengawasi Anak
"Termasuk yang terjadi di Surabaya (bom gereja pada 2018) dan daerah lainnya beberapa tahun lalu, melibatkan kaum perempuan," kata anggota Komisi VI DPR itu.
Polri, kata Evita, mesti meningkatkan kewaspadaan saat bertugas tanpa mengurangi kinerja pelayanan pada masyarakat. Polri harus mengusut tuntas jaringan pelaku teroris dan menindak hingga ke akarnya.
KBPP Polri siap mendukung dari tingkat pusat hingga daerah untuk memerangi paham radikalisme. "Terutama dalam rangka antisipasi dini kegiatan yang berhubungan dengan intoleransi, radikalisme, dan terorisme," ucap dia.
Jakarta: Semangat gotong royong disebut modal utama melawan
radikalisme dan terorisme. Pemerintah, masyarakat, dan aparat keamanan memiliki peran masing-masing.
"Intoleransi, radikalisme, dan terorisme harus dilawan secara bersama-sama atau bergotong royong oleh semua komponen bangsa Indonesia," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Besar Putra Putri (KBPP) Polri, Evita Nursanty, dalam keterangan tertulis, Kamis, 1 April 2021.
Menurut Evita, semangat gotong royong sejatinya sudah mengalir dalam darah masyarakat Indonesia. Sebab, semangat itu adalah karakter dan kepribadian bangsa, serta wujud pengamalan Pancasila.
"Gotong royong harus dibangun demi menciptakan Indonesia yang bersatu, damai, dan sejahtera," ujar dia.
Evita mengimbau masyarakat semakin menyadari bahaya
terorisme masih ada. Mereka masih aktif merekrut anggota terutama pada generasi muda di kisaran usia 17 hingga 35 tahun.
Baca:
Pelaku Terorisme Masih Muda, Orang Tua Diminta Serius Mengawasi Anak
"Termasuk yang terjadi di Surabaya (bom gereja pada 2018) dan daerah lainnya beberapa tahun lalu, melibatkan kaum perempuan," kata anggota Komisi VI DPR itu.
Polri, kata Evita, mesti meningkatkan kewaspadaan saat bertugas tanpa mengurangi kinerja pelayanan pada masyarakat. Polri harus mengusut tuntas jaringan
pelaku teroris dan menindak hingga ke akarnya.
KBPP Polri siap mendukung dari tingkat pusat hingga daerah untuk memerangi paham radikalisme. "Terutama dalam rangka antisipasi dini kegiatan yang berhubungan dengan intoleransi, radikalisme, dan terorisme," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(JMS)