Ilustrasi
Ilustrasi

HF Teror Magelang Lantaran Dendam

Lukman Diah Sari • 05 Januari 2017 15:12
medcom.id, Jakarta: Polisi meringkus pelaku yang meletakkan benda mencurigakan menyerupai bom di Magelang. HF mengaku, sengaja menaruh kantong kresek berisi bahan pembuat bom di Pasar Tegalrejo, tak jauh dari Pondok Pesantren Tegalrejo, almamater Abdurrahman Wahid (Gus Dur), lantaran dendam.
 
"Setelah didalami, motif yang bersangkutan adalah dendam terhadap pimpinan Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, Gus Yusup," kata Kabagpenum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (5/1/2017).
 
HF adalah salah satu santri di Pondok Pesantren Tegalrejo. Ia merasa disia-siakan oleh gurunya selama menimba ilmu di pondok pesantren. Hilang akal, HF nekat melancarkan aksi teror.

Martinus menegaskan, HF tidak terafiliasi dengan kelompok teroris tertentu. Aksi HF murni karena alasan pribadi.
 
"Pada dasarnya sakit hati terhadap pimpinan pondok pesantren. Yang bersangkutan sudah dimaafkan," ujarnya.
 
(Baca: Ditemukan Tas Diduga Bom di Dekat Ponpes Almamater Gus Dur)
 
Pihak pondok pesantren, lanjut Martinus, sudah memaafkan kelakuan HF dan meminta kasusnya dihentikan. Namun, polisi tetap memproses HF karena dianggap telah meresahkan masyarakat.
 
Ia dikenakan Pasal 335 ayat 1 KUHP yang berbunyi, `barangsiapa secara melawan hukum memaksa orang lain supaya melakukan atau membiarkan sesuatu, dengan memakai kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan yang tak menyenangkan, atau dengan memakai ancaman kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan yang tak menyenangkan, baik terhadap orang itu sendiri atau orang lain`.
 
Dalam penggeledahan, polisi menemukan sangkur di rumahnya. Karena kepemilikan itu, Haris juga dijerat UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata tajam yang tidak untuk peruntukannya.
 
Sebelumnya, seorang warga menemukan tas kresek hitam di Pasar Tegalrejo pada 27 Desember 2016. Ia kemudian melaporkannya ke tukang sapu jalanan. Bersama-sama mereka mencoba membuka tas.
 
Tas ternyata berisi balutan isolasi. Mereka lantas melaporkan penemuan tas itu ke ketua RT setempat dan meneruskan ke polisi.
 
Polisi kemudian meledakkan benda tersebut. Setelah peledakan, tampak benda dengan kabel yang terurai, baterai, paku, besi, dan black powder.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan