Jakarta: Anggota Indonesia Corruption Watch (ICW) Dewi Anggraini menduga kuburan bantuan sosial (bansos) di Depok berkaitan dengan kasus korupsi mantan Menteri Sosial Juliari Batubara. Sebab, Juliari ditahan karena dugaan korupsi bansos.
"Temuan di Depok itu, aku menduganya masih terkait kasus Juliari, terkait bansos dari Kemensos yang tidak layak konsumsi. Karena memang pengadaannya dikorupsi kan," kata Dewi kepada Media Indonesia, Selasa, 2 Agustus 2022.
Dewi juga meminta seluruh pihak transparan mengusut kasus ini. Perkara bansos, kata dia, memang selalu ada masalah karena banyak pihak tidak mau transparan.
Sementara itu, Inspektur Jendral Dadang Iskandar enggan menjawab ketika ditanya dugaan temuan bansos itu berkaitan dengan kasus Juliari. Ia hanya menjelaskan Inspektorat Kemensos masih fokus menyelediki kasus timbunan bansos itu.
"Kalau lihat proses kami melakukan audit, pengawasan, kami kan lakukan pengawasan mulai dari tahap perencanaan anggaran, sampai proses pengadaan sampai pelaporan. Itu kan clear, enggak ada masalah," ujar Dadang.
Ia mengatakan terdapat ratusan vendor yang mendistribusikan bansos itu. Banyak vendor mengakibatkan terjadinya fraud.
"Karena ratusan vendor, akhirnya barangnya juga pada saat itu susah, kan terjadi fraud juga. Yang dari hulu sampai hilir enggak ada masalah sebenernya. Aman-aman saja. Mungkin itu," ungkap Dadang. (Dinda Shabrina)
Jakarta: Anggota Indonesia Corruption Watch (ICW) Dewi Anggraini menduga kuburan bantuan sosial (
bansos) di Depok berkaitan dengan kasus korupsi mantan Menteri Sosial Juliari Batubara. Sebab, Juliari ditahan karena dugaan korupsi bansos.
"Temuan di Depok itu, aku menduganya masih terkait kasus Juliari, terkait bansos dari Kemensos yang tidak layak konsumsi. Karena memang pengadaannya dikorupsi kan," kata Dewi kepada Media Indonesia, Selasa, 2 Agustus 2022.
Dewi juga meminta seluruh pihak transparan mengusut kasus ini. Perkara
bansos, kata dia, memang selalu ada masalah karena banyak pihak tidak mau transparan.
Sementara itu, Inspektur Jendral Dadang Iskandar enggan menjawab ketika ditanya dugaan temuan bansos itu berkaitan dengan kasus
Juliari. Ia hanya menjelaskan Inspektorat Kemensos masih fokus menyelediki kasus timbunan bansos itu.
"Kalau lihat proses kami melakukan audit, pengawasan, kami kan lakukan pengawasan mulai dari tahap perencanaan anggaran, sampai proses pengadaan sampai pelaporan. Itu kan
clear, enggak ada masalah," ujar Dadang.
Ia mengatakan terdapat ratusan vendor yang mendistribusikan bansos itu. Banyak vendor mengakibatkan terjadinya
fraud.
"Karena ratusan vendor, akhirnya barangnya juga pada saat itu susah, kan terjadi
fraud juga. Yang dari hulu sampai hilir enggak ada masalah sebenernya. Aman-aman saja. Mungkin itu," ungkap Dadang. (
Dinda Shabrina)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)