Jakarta: Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap lebih dari 1.100 teroris sejak 2018. Prestasi itu buah dari pengesahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
“Densus dari 2018 sampai dengan hari ini berhasil menangkap 1.173 pelaku teror dan mencegah ratusan rencana serangan,” kata Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen (Purn) Benny Mamoto dalam diskusi virtual Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Awas! Sesat Milenial Radikal di Jagat Virtual,’ Minggu, 4 April 2021.
Baca: BNPT Dinilai Perlu Membuat Strategi Nyata dalam Memerangi Terorisme
Benny menyebut Densus 88 juga mencegah ancaman serangan pada acara Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Bahkan, Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang berlangsung dengan aman juga berkat kinerja Korps Antiteror itu.
“Dunia luar sangat mengapresiasi karena negara luar tidak seperti ini kekuatannya,” papar dia.
Di sisi lain, Benny juga menyinggung program deradikalisasi yang tertuang dalam UU tersebut. Dia mafhum ada pro dan kontra soal deradikalisasi.
Benny menilai deradikalisasi diperdebatkan lantaran belum ada koordinasi yang baik antaraparat penegak hukum. Menurut dia, kesuksesan deradikalisasi harus dilakukan berkesinambungan.
“Saya lihat kesinambungan ini tidak ada,” ujar dia.
Benny berkaca pada pengalamannya sebagai penyidik Densus 88. Kala itu, setiap teroris yang ditangkap diserahkan pada Benny untuk diinterogasi maksimal tujuh hari.
“Bangun komunikasi yang baik, trust, cerita, dan akhirnya terbuka semua jaringan. Ini harus diestafetkan dari penyidik, JPU (jaksa penuntut umum), sampai lapas (lembaga pemasyarakatan),” papar Benny.
Jakarta: Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror
Polri menangkap lebih dari 1.100 teroris sejak 2018. Prestasi itu buah dari pengesahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
“Densus dari 2018 sampai dengan hari ini berhasil menangkap 1.173 pelaku
teror dan mencegah ratusan rencana serangan,” kata Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen (Purn) Benny Mamoto dalam diskusi virtual
Crosscheck Medcom.id bertajuk ‘Awas! Sesat Milenial Radikal di Jagat Virtual,’ Minggu, 4 April 2021.
Baca: BNPT Dinilai Perlu Membuat Strategi Nyata dalam Memerangi Terorisme
Benny menyebut Densus 88 juga mencegah ancaman serangan pada acara Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Bahkan, Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang berlangsung dengan aman juga berkat kinerja Korps Antiteror itu.
“Dunia luar sangat mengapresiasi karena negara luar tidak seperti ini kekuatannya,” papar dia.
Di sisi lain, Benny juga menyinggung program deradikalisasi yang tertuang dalam UU tersebut. Dia mafhum ada pro dan kontra soal deradikalisasi.
Benny menilai deradikalisasi diperdebatkan lantaran belum ada koordinasi yang baik antaraparat penegak hukum. Menurut dia, kesuksesan deradikalisasi harus dilakukan berkesinambungan.
“Saya lihat kesinambungan ini tidak ada,” ujar dia.
Benny berkaca pada pengalamannya sebagai penyidik Densus 88. Kala itu, setiap teroris yang ditangkap diserahkan pada Benny untuk diinterogasi maksimal tujuh hari.
“Bangun komunikasi yang baik,
trust, cerita, dan akhirnya terbuka semua jaringan. Ini harus diestafetkan dari penyidik, JPU (jaksa penuntut umum), sampai lapas (lembaga pemasyarakatan),” papar Benny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)