Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari (tengah) bersama Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin (kedua kiri) menunjukkan uang hasil Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) kasus Narkoba di Kantor BNN, Cawang, Jakarta. (Foto: MI/Bary Fathahillah)
Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari (tengah) bersama Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin (kedua kiri) menunjukkan uang hasil Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) kasus Narkoba di Kantor BNN, Cawang, Jakarta. (Foto: MI/Bary Fathahillah)

Pulau tak Berpenghuni Dijadikan 'Gudang' Penyimpanan Narkoba

06 Maret 2018 15:53
Jakarta: Deputi Pemberantasan Narkotika Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Arman Depari membenarkan bahwa pulau tak berpenghuni yang ada di Kepulauan Riau kerap dijadikan 'gudang' narkoba.
 
Sindikat narkoba, kata Arman, bertransaksi di tengah laut. Barang yang telah diserahterimakan kemudian disembunyikan di pulau kosong di sejumlah wilayah Indonesia terutama di sepanjang pantai timur Sumatera sampai dengan Laut Cina Selatan.
 
"Sebelum dibawa ke darat memang biasanya transit atau digudangkan di tempat terpencil terutama di pulau tak berpenghuni. Barang (narkoba) disembunyikan di pulau kosong di sekitar Pulau Rupat dan Pulau Babi," ungkap Arman, dalam Metro Siang, Selasa, 6 Maret 2018.

Tak hanya narkoba, Arman menyebut beberapa waktu lalu barang selundupan seperti miras juga ditemukan di pulau kosong sekitar kepulauan Riau. Bahkan beberapa tahun lalu, di Pulau Seribu, Jakarta, juga ditemukan jejak yang sama. 
 
Ia mengatakan gudang tempat penyimpanan sementara narkoba dan barang selundupan lainnya tidak berbentuk bangunan. Di pulau tak berpenghuni, gudang yang dimaksud adalah tepi pantai yang tertutup rimbunnya pohon bakau.
 
"Gudang itu hanya sebutan kita, dia bukan gudang semacam bangunan tetapi tepi pantai yang ditutupi tumbuhan bakau," katanya.
 
Arman mengakui bahwa jalur laut merupakan jalur favorit penyelundupan narkoba. Tak hanya di Indonesia, kasus serupa juga banyak ditemukan di negara lain. 
 
Bahkan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) merilis data bahwa 80 persen peredaran narkoba menggunakan transportasi laut.
 
Ia mengatakan Indonesia memang punya potensi bagus dari sisi kelautan namun hal itu harus diseimbangkan dengan pengamanan yang diberikan. Apalagi dengan situasi di Tiongkok, Singapura, dan Filipina yang tengah gencar memberantas narkoba.
 
"Kalau tidak kita imbangi, jatah narkoba yang seharusnya masuk ke sana bisa mengalir ke Indonesia," kata dia.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan