Mentalitas Dinilai Penyebab Terjadinya Pungli
Achmad Zulfikar Fazli • 15 Oktober 2016 13:56
medcom.id, Jakarta: Buruknya mentalitas penyelenggara negara dinilai sebagai penyebab maraknya pungutan liar (Pungli) di institusi kepolisian dan institusi lain. Revolusi mental dibutuhkan untuk mengakhiri praktik pungli.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, penyelenggara negara harus memahami tugas dan tanggung jawabnya untuk menghilangkan pungli.
"Kalau tidak dibenahi akan timbul peluang (praktik pungli)," kata Boy dalam diskusi dengan topik 'Pungli, Retorika dan Realitas' di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (15/10/2016).
Boy menjelaskan, praktik pungli muncul karena adanya keinginan penyelenggara negara memiliki penghasilan yang lebih. Kemudian, mereka memanfaatkan jabatannya yang dianggap strategis.
"Dia (penyelenggara negara) paham posisinya dibutuhkan masyarakat," katanya
<blockquote class="instagram-media" data-instgrm-captioned data-instgrm-version="7" style=" background:#FFF; border:0; border-radius:3px; box-shadow:0 0 1px 0 rgba(0,0,0,0.5),0 1px 10px 0 rgba(0,0,0,0.15); margin: 1px; max-width:658px; padding:0; width:99.375%; width:-webkit-calc(100% - 2px); width:calc(100% - 2px);"><div style="padding:8px;"> <div style=" background:#F8F8F8; line-height:0; margin-top:40px; padding:50.0% 0; text-align:center; width:100%;"> <div style=" background:url(data:image/png;base64,iVBORw0KGgoAAAANSUhEUgAAACwAAAAsCAMAAAApWqozAAAABGdBTUEAALGPC/xhBQAAAAFzUkdCAK7OHOkAAAAMUExURczMzPf399fX1+bm5mzY9AMAAADiSURBVDjLvZXbEsMgCES5/P8/t9FuRVCRmU73JWlzosgSIIZURCjo/ad+EQJJB4Hv8BFt+IDpQoCx1wjOSBFhh2XssxEIYn3ulI/6MNReE07UIWJEv8UEOWDS88LY97kqyTliJKKtuYBbruAyVh5wOHiXmpi5we58Ek028czwyuQdLKPG1Bkb4NnM+VeAnfHqn1k4+GPT6uGQcvu2h2OVuIf/gWUFyy8OWEpdyZSa3aVCqpVoVvzZZ2VTnn2wU8qzVjDDetO90GSy9mVLqtgYSy231MxrY6I2gGqjrTY0L8fxCxfCBbhWrsYYAAAAAElFTkSuQmCC); display:block; height:44px; margin:0 auto -44px; position:relative; top:-22px; width:44px;"></div></div> <p style=" margin:8px 0 0 0; padding:0 4px;"> <a href="https://www.instagram.com/p/BLgQ742BXVC/" style=" color:#000; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; font-style:normal; font-weight:normal; line-height:17px; text-decoration:none; word-wrap:break-word;" target="_blank">Mitra humas, jika melihat pungli, silahkan foto dan laporkan. Ke pos polisi terdekat. Bagi yg melihat kenakalan oknum polisi, silahkan lapor ke Divisi Propam . . . . #promoter #humaspolri #divisihumaspolri #polisihebat #polisijaya #polisiindonesia #polri #polri #divhumaspolri #divhumas #turnbackcrime #polri2016 #indonesiabebasnarkoba #IndonesiaTertibBerkendara #StopKekerasan</a></p> <p style=" color:#c9c8cd; font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; line-height:17px; margin-bottom:0; margin-top:8px; overflow:hidden; padding:8px 0 7px; text-align:center; text-overflow:ellipsis; white-space:nowrap;">Foto kiriman polisi_indonesia (@berita_polisi_indonesia) pada <time style=" font-family:Arial,sans-serif; font-size:14px; line-height:17px;" datetime="2016-10-13T13:05:16+00:00">Okt 13, 2016 pada 6:05 PDT</time></p></div></blockquote>
<script async defer src="//platform.instagram.com/en_US/embeds.js"></script>
Selain itu, masyarakat juga dinilai berperan dalam timbulnya pungli. Sebab, kata Boy, masih ada masyarakat yang tidak mengindahkan prosedur pelayanan yang sejatinya harus dilewati. Masyarakat ingin pelayanan yang cepat, sehingga memanfaatkan wewenangan penyelenggara negara.
"Makanya pungli dianggap sebagai hal yang lumrah," kata Boy.
Menurut Boy, perbaikan mental perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pungli ini. "Ini berkaitan dengan program revolusi mental yang digaungkan Presiden Joko Widodo," kata dia.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/GNGyvrdk" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Buruknya mentalitas penyelenggara negara dinilai sebagai penyebab maraknya pungutan liar (Pungli) di institusi kepolisian dan institusi lain. Revolusi mental dibutuhkan untuk mengakhiri praktik pungli.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan, penyelenggara negara harus memahami tugas dan tanggung jawabnya untuk menghilangkan pungli.
"Kalau tidak dibenahi akan timbul peluang (praktik pungli)," kata Boy dalam diskusi dengan topik 'Pungli, Retorika dan Realitas' di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (15/10/2016).
Boy menjelaskan, praktik pungli muncul karena adanya keinginan penyelenggara negara memiliki penghasilan yang lebih. Kemudian, mereka memanfaatkan jabatannya yang dianggap strategis.
"Dia (penyelenggara negara) paham posisinya dibutuhkan masyarakat," katanya
Selain itu, masyarakat juga dinilai berperan dalam timbulnya pungli. Sebab, kata Boy, masih ada masyarakat yang tidak mengindahkan prosedur pelayanan yang sejatinya harus dilewati. Masyarakat ingin pelayanan yang cepat, sehingga memanfaatkan wewenangan penyelenggara negara.
"Makanya pungli dianggap sebagai hal yang lumrah," kata Boy.
Menurut Boy, perbaikan mental perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pungli ini. "Ini berkaitan dengan program revolusi mental yang digaungkan Presiden Joko Widodo," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)