Syafii Maarif - MI/Sumaryanto
Syafii Maarif - MI/Sumaryanto

Tim Tujuh tak Bisa Diarahkan

Agus Utantoro • 26 Januari 2015 14:14
medcom.id, Yogyakarta: Presiden Joko Widodo membentuk Tim Tujuh untuk menyelesaikan konflik KPK dan Polri. Tim Tujuh beranggotakan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie, mantan Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas, mantan Plt Ketua KPK Tumpak Hatorangan Panggabean, mantan Wakapolri Komjen Pol Oegroseno, guru besar hubungan internasional Hikmahanto Juwono, dan mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif.
 
Menurut Syafii Maarif, tim independen yang dibentuk itu berisikan orang-orang bagus dan punya integritas. "Untuk kali ini presiden benar memilih orang. Ada dua polisi, mantan pimpinan KPK, saya heran kali ini presiden benar-benar siuman," kata Buya Safii Maarif dalam acara aksi dukungan dan pernyataan sikap bersama akademisi Muhammadiyah se-Indonesia di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (25/1/2015).
 
Buya menegaskan, tim akan bekerja secara independen dan tak bisa diarahkan, karena tim independen berisikan orang merdeka. "Saya orang merdeka dan bukan orang yang mau diarah-arahkan," tegasnya.

Menurut Buya, untuk menyelesaikan konflik KPK dan Polri, Presiden memang harus bersikap tegas. Jika tidak segera diselesaikan, Buya berkata, kepercayaan masyarakat kepada aparat penegak hukum akan luntur. "Saya berharap SK dari presiden segera turun sehingga tim independen dapat segera bekerja," imbuhnya.
 
Dia tak ingin KPK terus dilemahkan dan sengaja dikriminalisasi, namun Maarif berharap masyarakat tetap kritis terhadap seluruh lembaga penegakan hukum, termasuk KPK dan Polri. "Jika KPK jelek, harus dikritisi. Polri juga jika tidak benar, harus diluruskan," kata dia.
 
jika pelemahan dan kriminalisasi dibiarkan, bangsa Indonesia akan menggali kuburnya sendiri. Pada kesempatan itu, Buya juga mengaku salut dengan mantan Wakapolri Komjen (Pur) Oegroseno yang menyatakan sikap bahwa penangkapan terhadap BW tidak sesuai prosedur. "Saya salut mantan Wakapolri Komjen Oegroseno yang berani mengkritik institusinya sendiri," ucap Buya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan