Kapolri Jenderal Badrodin didampingi Komjen Budi Gunawan menghadiri upacara penyerahan tanda kehormatan kepada perwira tinggi Polri, Selasa 21 Juni 2016. Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay
Kapolri Jenderal Badrodin didampingi Komjen Budi Gunawan menghadiri upacara penyerahan tanda kehormatan kepada perwira tinggi Polri, Selasa 21 Juni 2016. Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay

Para Senior Bicara Tentang Komjen Tito

Arga sumantri • 22 Juni 2016 14:05
medcom.id, Jakarta: Usia sempat dikhawatirkan jadi masalah ketika Presiden Joko Widodo mengajukan Komjen Tito Karnavian jadi calon tunggal kepala Polri ke DPR. Pelan-pelan kekhawatiran itu hilang setelah satu per satu para senior bicara soal Tito.
 
Kekhawatiran itu wajar saja karena selama ini salah satu pertimbangan menujuk calon kapolri adalah angkatan lulus Akademi Kepolisian. Namun, Presiden percaya kepada Tito meski lulus Akademi Kepolisian 1987.
 
Saat ini, selain Tito masih banyak jenderal senior, antara lain Komjen Budi Gunawan (Wakapolri/Akpol 1983), Komjen Budi Waseso (Kepala BNN/Akpol 1984), dan Komjen Dwi Priyatno (Irwasum/Akpol 1982), dan Komjen Putut Eko Bayuseno (Kabarharkam/Akpol 1984).

Belum lagi para jenderal bintang dua seperti Unggung Cahyono (Asisten Kapolri Bidang Operasi/Akpol 1985), Moechgiyarto (Kapolda Metro Jaya/Akpol 1986), Jodie Rooseto (Kapolda Jawa Barat/Akpol 1984), Anton Setiadji (Kapolda Jawa Timur/Akpol 1983).
 
Kalau pertimbangannya senioritas, nama-nama tersebut tentu berpeluang menjadi calon kapolri, meski masih banyak syarat lain. Namun pada akhirnya, Presiden jatuh hati kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komjen Tito Karnavian.
 
Nyaris tidak ada para jenderal senior yang nyinyir saat diminta media mengomentari pencalonan Tito. Pria kelahiran Palembang, 26 Oktober 1964 itu diyakini punya kemampuan memimpin Polri.
 
"Figur beliau sangat pantas dan memang yang terbaik menurut saya dan bukan pilihan yang keliru," kata Moechgiyarto, Rabu (22/6/2016).
 
Menurut Moechgiyarto, usia Tito tak akan jadi masalah. Dia berharap Tito mampu mereformasi Polri seperti diharapkan masyarakat.
 
Selama mengenal Tito, Moechgiyarto bilang, sikap peraih bintang Adhi Makayasa itu baik. Tito bukan sosok arogan atau sewenang-wenang. "Beliau santun ke senior, junior, dan rekanan."
 
Budi Waseso juga menegaskan dirinya mendukung Tito menjadi kapolri. Ia menyebut, sekarang sudah tidak relevan bicara senior atau junior di Kepolisian. "Itu cuma kehidupan di pendidikan dulu," ujar dia, Kamis 16 Juni.
 
Budi yakin, meski Tito lebih muda dukungan dari jenderal senior akan mengalir. "Kalau junior itu mempunyai kemampuan dan bekerja dengan baik, saya kira semua akan mendukung," katanya.
 
Jenderal Badrodin Haiti tidak mempermasalahkan Tito jadi penerusnya. Menurutnya, Tito sosok baik dan teruji. Ia percaya Tito diterima seluruh pejabat di Kapolisian.
 
"Umumnya kami mengakui keunggulan masing-masing. Pak Tito punya keunggulan, dia smart, bagus dalam komunikasi, pendekatannya cukup bagus," kata Badrodin, Rabu 15 Juni.
 
Setelah ditunjuk jadi calon kapolri, Tito menemui para senior, termasuk Budi Gunawan. Menurut Tito, para senior mendukung dan meminta dirinya mereformasi Polri, Kamis 16 Juni.
 
Hasil analisis Komisi Kepolisian Nasional, Tito sangat menghormati para jenderal di atasnya. "Pak Tito itu humble dan menjaga perkawanan dengan baik, tetapi dia teguh pada pimpinannya," kata Ketua Kompolnas Luhut Panjaitan saat rapat dengan Komisi Hukum DPR, Selasa 21 Juni.
 
Presiden terang-terangan mengatakan Tito memiliki kemampuan, kompetensi, dan kecerdasan. Ia juga percaya Tito mampu membangun jaringan dengan penegak hukum lain, meningkatkan profesionalisme Polri, serta  memperbaiki kualitas penegakan hukum.
 
Bagaimana regenerasi di Polri pascapenunjukan Tito? "Ya nanti itu (regenerasi) urusannya kapolri," tegas Presiden, Kamis 16 Juni.
 
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR, kemarin, Komisi Pemberantasan Korupsi, Kompolnas, dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan menyatakan rekam jejak Tito bersih dari masalah.
 
"Tidak ada sesuatu yang aneh dalam LHKPN  (laporan harta kekayaan penyelenggara negara)," tutur Ketua KPK Agus Rahardjo.
 
Senada, Kepala PPATK Muhammad Yusuf menuturkan, kendati Tito pernah memiliki 14 rekening di bank swasta dan tiga rekening di bank BUMN, semuanya sudah ditutup. Penelusuran PPATK tidak menemukan transaksi mencurigakan dari rekening milik Tito dan keluarganya.
 
"Kami tidak menemukan sesuatu yang tak wajar," ujar Yusuf.
 
Tito semakin dekat dengan kursi kapolri. Hari ini, rombongan anggota Komisi III melihat langsung kehidupan Tito dengan datang ke rumahnya di Komplek Polri, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Selanjutnya, ia akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III besok.
 
Sejauh ini, respons Dewan kepada Tito cukup baik. Rapat anggota Komisi IIII dengan pejabat BNPT, PPATK, dan BNN, Kamis 16 Juni jadi ajang anggota Dewan seperti Irma Suryani, Daeng Muhammad, Taufiqulhadi, dan Arsul Sani menyampaikan selamat kepada Tito.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan