Direktur Setara Institute Hendardi. Foto: MI/Immanuel Antonius
Direktur Setara Institute Hendardi. Foto: MI/Immanuel Antonius

Tim Independen Kantongi Data Baru Terkait Testimoni Freddy Budiman

Damar Iradat • 17 Agustus 2016 16:00
medcom.id, Jakarta: Tim Independen kembali mendatangi Nusa Kambangan, Rabu (17/8/2016). Kedatangan Tim Independen kali ini untuk mendalami fakta-fakta yang mereka dapat sebelumnya.
 
"Pagi tadi kami kembali ke Lapas Nusa Kambangan untuk berkoordinasi dengan Kepala Lapas dan memantau kembali situasi lapas," kata anggota Tim Independen, Hendardi saat dihubungi Metrotvnews.com, Rabu (17/8/2016).
 
Hendardi menjelaskan, kemarin tim juga sudah mengantongi data-data baru dari hasil penyelidikan di Lapas Batu dan Lapas Pasir Putih. Saat itu, pihaknya mencocokan soal pertemuan Haris Azhar dan Freddy Budiman, termasuk mengecek para saksi yang ada di lokasi saat itu.

Setelah mengecek, ia menyebut, materi pembicaraan dan saksi-saksi yang ada sesuai dengan yang disampaikan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar. Selain mencocokan, tim juga melakukan wawancara terhadap petugas lapas dan orang-orang di sekitar lapas.
 
"Mungkin ada informasi yang berkaitan dengan Freddy, berbicara dengan Freddy, atau semacam itu, kami usahakan bertemu," tutur dia.
 
Namun demikian, terkait hasil wawancara, Direktur Setara Institute ini belum bisa membeberkan kepada publik. Hal ini masih akan didalami tim untuk bisa disampaikan ke publik.
 
Hendardi juga menjelaskan, sebelum berangkat ke Nusa Kambangan, Tim Independen telah menyusun informasi yang didapat terkait Freddy Budiman. Informasi itu terkait soal perkara, kehidupan sosial, dan berbagai macam informasi lainnya.
 
Ia mengatakan, testimoni Freddy Budiman kepada Haris yang jadi polemik ini masih terus didalami agar lebih jelas. Hendardi meminta masyarakat yang memiliki informasi terkait mendiang Freddy ikut buka suara.
 
Tim, kata dia, juga belum bisa membuat kesimpulan soal adanya dugaan keterlibatan aparat dalam bisnis narkoba yang dijalani Freddy.
 
"Tim ini kan tujuannya mencari itu (keterlibatan oknum aparat). Arahnya memang ke situ. Apa betul ada petinggi Mabes Polri yang menerima uang sekian miliar, atau yang berkaitan dengan bisnis Freddy," tegas dia.
 
Polemik 'nyanyian' Freddy mencuat ketika Haris mempublikasikan perbincangannya dengan dengan Freddy, pada 2014. Menurut Haris, keterlibatan aparat dalam bisnis narkoba cukup besar. Termasuk, pencopotan kamera pengawas.
 
Tak hanya itu, dalam perbincangan itu, Freddy mengaku memberi upeti Rp450 miliar kepada oknum anggota BNN dan Rp90 miliar kepada oknum anggota Polri. Pengamanan distribusi narkoba di Indonesia pun tak lepas dari campur tangan aparat.
 
Freddy juga menyebut dia sempat difasilitasi jenderal bintang dua ketika membawa narkoba dari Sumatera. Bahkan, sang jenderal duduk di samping Freddy yang mengemudikan mobil dari Medan ke Jakarta.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan