medcom.id, Jakarta: Tim Relawan Indonesia Hebat Lembaga Institute 9 (L9) mendesak Bareskrim Polri meminta klarifikasi terhadap staf khusus presiden, Andi Arief, yang menyatakan bahwa sastrawan dan aktivis Widji Thukul masih hidup dan tidak diculik.
"Kami meminta Mabes Polri segera menindaklanjuti pernyataan Andi Arief sebagai delik temuan yang menyebut Wiji Thukul masih hidup dan tidak diculik," kata Ketua Umum Relawan Indonesia Hebat, Rian Andi Sumarno, di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (2/7/2014).
Tim mengaku, telah bertemu Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Herry Prastowo. Menurutnya Bareskrim segera meminta klarifikasi terhadap Andi Arief terkait pernyataannya itu.
"Kalau itu benar Widji Thukul masih ada, ya tunjukin. Apabila Widji Thukul sudah tidak ada, ya ini kebohongan publik yang dilakukan seorang staf khusus presiden yang seakan-akan melegitimasi penculikan yang dilakukan Prabowo itu tidak ada," terang Rian.
Tim menilai pernyataan Andi Arief itu menyakitkan perasaan rekan dan keluarga Widji Thukul. Sebab hingga saat ini pihak keluarga masih mencari tahu keberadaan Widji Thukul yang hilang sejak 1998.
"Ini sangat mengganggu dan menyakiti perasaan kami sebagai kawan-kawan Wiji Thukul. Dan lebih menyakitkan lagi keluarga dan anak-anaknya yang selama 16 tahun mencari bapaknya. Sementara seorang Andi Arief yang mengetahui posisi Wiji Thukul di mana, tolong dong tunjukin kalau memang itu ada," ujar Rian.
Meski belum membuat laporan ke Bareskrim, Kepala Departemen Advokasi Relawan Indonesia Hebat, Taufan Huneman mengatakan, pernyataan Andi Arief itu bisa menjadi keterangan awal penyelidikan. Sebab kasus penculikan aktivis ini sudah bergulir sejak Reformasi 1998.
"Nah, pernyataan Andi Arief itu adalah keterangan awal utk melakukan proses penyelidikan lanjutan. Jadi, polisi bisa mengabaikan proses itu apalagi ini kejahatan kemanusiaan bukan delik aduan. Apalagi pernyataan Andi Arief ini kan vulgar yg menyatakan bahwa tidak ada saksi, tidak ada orang yang melihat Widji Thukul itu diculik," kata Taufan.
medcom.id, Jakarta: Tim Relawan Indonesia Hebat Lembaga Institute 9 (L9) mendesak Bareskrim Polri meminta klarifikasi terhadap staf khusus presiden, Andi Arief, yang menyatakan bahwa sastrawan dan aktivis Widji Thukul masih hidup dan tidak diculik.
"Kami meminta Mabes Polri segera menindaklanjuti pernyataan Andi Arief sebagai delik temuan yang menyebut Wiji Thukul masih hidup dan tidak diculik," kata Ketua Umum Relawan Indonesia Hebat, Rian Andi Sumarno, di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (2/7/2014).
Tim mengaku, telah bertemu Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Pol Herry Prastowo. Menurutnya Bareskrim segera meminta klarifikasi terhadap Andi Arief terkait pernyataannya itu.
"Kalau itu benar Widji Thukul masih ada, ya tunjukin. Apabila Widji Thukul sudah tidak ada, ya ini kebohongan publik yang dilakukan seorang staf khusus presiden yang seakan-akan melegitimasi penculikan yang dilakukan Prabowo itu tidak ada," terang Rian.
Tim menilai pernyataan Andi Arief itu menyakitkan perasaan rekan dan keluarga Widji Thukul. Sebab hingga saat ini pihak keluarga masih mencari tahu keberadaan Widji Thukul yang hilang sejak 1998.
"Ini sangat mengganggu dan menyakiti perasaan kami sebagai kawan-kawan Wiji Thukul. Dan lebih menyakitkan lagi keluarga dan anak-anaknya yang selama 16 tahun mencari bapaknya. Sementara seorang Andi Arief yang mengetahui posisi Wiji Thukul di mana, tolong dong tunjukin kalau memang itu ada," ujar Rian.
Meski belum membuat laporan ke Bareskrim, Kepala Departemen Advokasi Relawan Indonesia Hebat, Taufan Huneman mengatakan, pernyataan Andi Arief itu bisa menjadi keterangan awal penyelidikan. Sebab kasus penculikan aktivis ini sudah bergulir sejak Reformasi 1998.
"Nah, pernyataan Andi Arief itu adalah keterangan awal utk melakukan proses penyelidikan lanjutan. Jadi, polisi bisa mengabaikan proses itu apalagi ini kejahatan kemanusiaan bukan delik aduan. Apalagi pernyataan Andi Arief ini kan vulgar yg menyatakan bahwa tidak ada saksi, tidak ada orang yang melihat Widji Thukul itu diculik," kata Taufan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ICH)