Jakarta: Polisi dituding menangkap Aremania buntut kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur (Jatim). Aremania merupakan supporter Arema FC yang menjadi korban dalam kerusuhan di Kanjuruhan.
"Tidak ada kami menangkap Aremania," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Malang, Jatim, Selasa, 4 Oktober 2022.
Dedi akan menyampaikan perkembangan tragedi Kanjuruhan sore ini. Informasi terbaru disampaikan Bareskrim Polri dan Laboratorium Forensik (Labfor).
"Tim investigasi melakukan audit secara mendalam," ungkap jenderal bintang dua itu.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) telah mengidentifikasi seluruh korban tewas. Total 125 korban yang meninggal akibat kerusuhan tersebut.
"Hari ini sudah 125, perlu saya luruskan agar tidak ada distorsi," ucap Dedi.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya, Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Dalam pertandingan ini, Arema kalah dengan skor 3-2 dari Persebaya Surabaya.
Insiden bermula saat beberapa Aremania memasuki lapangan usai pertandingan tersebut. Tak beberapa lama, ratusan Aremania memenuhi lapangan Kanjuruhan.
Mereka mendatangi para pemain. Beberapa ada yang melayangkan protes hingga memeluk pemain. Polisi lantas menghadang para suporter itu. Pihak keamanan juga menggiring para pemain masuk ke ruang ganti.
Kemudian, polisi tiba-tiba menembakkan gas air mata untuk membubarkan Aremania yang masuk ke lapangan. Gas air mata itu tak hanya ditembakkan ke lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu kepanikan suporter.
Berdasarkan data terbaru, sebanyak 125 orang meninggal dunia buntut insiden maut itu. Lalu, 21 orang luka berat, dan luka ringan 309 orang.
Jakarta: Polisi dituding menangkap
Aremania buntut kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur (Jatim). Aremania merupakan supporter Arema FC yang menjadi korban dalam kerusuhan di Kanjuruhan.
"Tidak ada kami menangkap Aremania," kata Kepala Divisi Humas
Polri Irjen Dedi Prasetyo di Malang, Jatim, Selasa, 4 Oktober 2022.
Dedi akan menyampaikan perkembangan tragedi
Kanjuruhan sore ini. Informasi terbaru disampaikan Bareskrim Polri dan Laboratorium Forensik (Labfor).
"Tim investigasi melakukan audit secara mendalam," ungkap jenderal bintang dua itu.
Tim
Disaster Victim Identification (DVI) telah mengidentifikasi seluruh korban tewas. Total 125 korban yang meninggal akibat kerusuhan tersebut.
"Hari ini sudah 125, perlu saya luruskan agar tidak ada distorsi," ucap Dedi.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya, Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Dalam pertandingan ini, Arema kalah dengan skor 3-2 dari Persebaya Surabaya.
Insiden bermula saat beberapa Aremania memasuki lapangan usai pertandingan tersebut. Tak beberapa lama, ratusan Aremania memenuhi lapangan Kanjuruhan.
Mereka mendatangi para pemain. Beberapa ada yang melayangkan protes hingga memeluk pemain. Polisi lantas menghadang para suporter itu. Pihak keamanan juga menggiring para pemain masuk ke ruang ganti.
Kemudian, polisi tiba-tiba menembakkan gas air mata untuk membubarkan Aremania yang masuk ke lapangan. Gas air mata itu tak hanya ditembakkan ke lapangan, tetapi juga ke arah tribun penonton yang kemudian memicu kepanikan suporter.
Berdasarkan data terbaru, sebanyak 125 orang meninggal dunia buntut insiden maut itu. Lalu, 21 orang luka berat, dan luka ringan 309 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)