medcom.id, Jakarta: Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai kasus pencemaran nama baik terhadap Direktur Penyidikan KPK Brigjen Aris Budiman hanya masalah kecil. Bahkan, kasus ini seharusnya bisa diselesaikan dengan cara arif antara pimpinan KPK dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Semestinya hal-hal seperti itu tak terjadi dan saya kira pimpinan kedua lembaga harus menyelesaikan," kata peneliti ICW Adnan Topan saat dihubungi Metrotvnews.com, Jakarta, Jumat 8 September 2017.
Menurut Adnan, Tito seharusnya tak diam dengan perseteruan ini. Apalagi, kata dia, perseteruan kedua orang internal KPK ini tidak pernah diharapkan publik. "Saya kira itu yang harus jadi perhatian para pimpinan lembaga penegak hukum," ujarnya.
Baca: Mantan Petinggi KPK Berharap Cicak Versus Buaya Tidak Terulang
Jika konflik antara Novel dan Aris ini terus dibiarkan, dia khawatir orang yang tak suka dengan pemberantasan korupsi menari di atasnya.
Adnan berharap tak ada lembaga penegak hukum yang ikut terseret dalam ketegangan KPK dengan DPR RI. "Jangan sampai ada lembaga hukum yang terseret-seret atau diseret-seret," kata dia.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/dN6g1B0b" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai kasus pencemaran nama baik terhadap Direktur Penyidikan KPK Brigjen Aris Budiman hanya masalah kecil. Bahkan, kasus ini seharusnya bisa diselesaikan dengan cara arif antara pimpinan KPK dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Semestinya hal-hal seperti itu tak terjadi dan saya kira pimpinan kedua lembaga harus menyelesaikan," kata peneliti ICW Adnan Topan saat dihubungi
Metrotvnews.com, Jakarta, Jumat 8 September 2017.
Menurut Adnan, Tito seharusnya tak diam dengan perseteruan ini. Apalagi, kata dia, perseteruan kedua orang internal KPK ini tidak pernah diharapkan publik. "Saya kira itu yang harus jadi perhatian para pimpinan lembaga penegak hukum," ujarnya.
Baca: Mantan Petinggi KPK Berharap Cicak Versus Buaya Tidak Terulang
Jika konflik antara Novel dan Aris ini terus dibiarkan, dia khawatir orang yang tak suka dengan pemberantasan korupsi menari di atasnya.
Adnan berharap tak ada lembaga penegak hukum yang ikut terseret dalam ketegangan KPK dengan DPR RI. "Jangan sampai ada lembaga hukum yang terseret-seret atau diseret-seret," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)