medcom.id, Jakarta: Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan, Santoso tewas dalam baku tembak dengan Satgas Tinombala di wilayah pegunungan Desa Tambarana, Pesisir Utara Poso, Sulawesi Tengah. Sedangkan satu jenazah lainnya bukan Basri, melainkan anak buah Santoso yang diduga bernama Muchtar.
"95 persen jenazah itu adalah Santoso. Satunya lagi itu bukan Basri, tapi diduga namanya Muchtar dari Palu, anak buah Santoso," ujar Tito di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Tito menjelaskan, Basri lolos dari kejaran aparat saat baku tembak terjadi. Ia kabur bersama dua perempuan yang diduga istrinya dan istri Santoso.
"Diperkirakan dia (Basri) yang lari bersama dua perempuan," terangnya.
Meski jenazah sudah dipastikan Santoso, polisi tetap akan tes DNS demi akurasi data. "Supaya akurasi 100 persen tak diragukan lagi. Siapa tahu nanti ada yang ganti wajah jadi Santoso," kata Tito.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini pun mengimbau agar 16 anggota kelompok Santoso lainnya menyerahkan diri. Tito berjanji akan mempertimbangkan memberi keringanan hukuman.
"Dari pada buat repot semua pihak, lebih baik turun. Bisa melalui mediasi, datangi anggota atau tokoh yang di situ. Kita pertimbangkan, kalau tersangka kooperatif, itu adalah hal yang meringankan," pungkas mantan Kepala BNPT ini.
medcom.id, Jakarta: Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan, Santoso tewas dalam baku tembak dengan Satgas Tinombala di wilayah pegunungan Desa Tambarana, Pesisir Utara Poso, Sulawesi Tengah. Sedangkan satu jenazah lainnya bukan Basri, melainkan anak buah Santoso yang diduga bernama Muchtar.
"95 persen jenazah itu adalah Santoso. Satunya lagi itu bukan Basri, tapi diduga namanya Muchtar dari Palu, anak buah Santoso," ujar Tito di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Tito menjelaskan, Basri lolos dari kejaran aparat saat baku tembak terjadi. Ia kabur bersama dua perempuan yang diduga istrinya dan istri Santoso.
"Diperkirakan dia (Basri) yang lari bersama dua perempuan," terangnya.
Meski jenazah sudah dipastikan Santoso, polisi tetap akan tes DNS demi akurasi data. "Supaya akurasi 100 persen tak diragukan lagi. Siapa tahu nanti ada yang ganti wajah jadi Santoso," kata Tito.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini pun mengimbau agar 16 anggota kelompok Santoso lainnya menyerahkan diri. Tito berjanji akan mempertimbangkan memberi keringanan hukuman.
"Dari pada buat repot semua pihak, lebih baik turun. Bisa melalui mediasi, datangi anggota atau tokoh yang di situ. Kita pertimbangkan, kalau tersangka kooperatif, itu adalah hal yang meringankan," pungkas mantan Kepala BNPT ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)