medcom.id, Jakarta: Vaksin produksi PT Bio Farma (Persero) telah mendapat jaminan kualitas produk dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Vaksin telah dikemas sedemikian rupa agar sulit untuk dipalsukan.
Kepala bagian Pengemasan PT Bio Farma Yudha Bramanti menyebut seluruh produk vaksin dari Bio Farma telah menggunakan label unik pada botol kemasan. Kemasan tersebut dilabeli dengan lembaran khusus bernama Vaksin Vial Monitoring (VVM).
"Untuk membedakan vaksin produksi Bio Farma cukup mudah. Pada kemasan ada labeling VVM dan ini hanya ada dari Bio Farma," kata Yudha di ruang produksi Vaksin kompleks Bio Farma, Jalan Pasteur No.28 Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/7/2016).
Yudha memaparkan, produk vaksin sangat rentan rusak terhadap suhu tertentu. Menurut Yudha, VVM dapat berfungsi sebagai indikator baik atau buruknya isi produk vaksin tersebut.
"VVM tipe dua misalnya bila disimpan di suhu 37 derajat celcius akan rusak. Vaksin dan indikator VVM akan berubah warna. Itu artinya vaksin tidak dapat digunakan," papar Yudha.
Operator vaksin perlu memperhatikan kemasan dan label VVM ini agar khasiat dapat bermanfaat sebagai mana fungsinya pada manusia. Vaksin seperti jenis Poliomyelitis Oral untuk virus Polio misalnya, perlu disimpan dalam ruangan atau tempat khusus dengan keadaan suhu minus 20 derajat celsius.
"Untuk vaksin yang lain cukup di ruangan minus 2 sampai minus 8 derajat celcius," kata Yudha.
Vaksin Bio Farma Foto: MTVN/Ilham Wibowo
Sementara itu, Kepala Divisi Corporate Secretary PT Bio Farma Rahman Rustan menuturkan, vaksin merupakan produk farmasi yang tidak dapat dijual bebas. Bio Farma menjadi produsen tunggal kebutuhan vaksin dalam negri yang dikirimkan ke Dinas Kesehatan Provinsi hingga puskesmas yang berada di sekitar masyarakat.
Masyarakat tak perlu kawatir berlebihan. Ia menjamin produk vaksin dari Bio Farma aman untuk digunakan.
"Produksi vaksin Bio Farma sudah standad WHO. Distributor resmi vaksin dari Bio Farma juga sudah terdaftar di BPOM, setiap tahunnya selalu dilakukan audit," kata Rahman.
medcom.id, Jakarta: Vaksin produksi PT Bio Farma (Persero) telah mendapat jaminan kualitas produk dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Vaksin telah dikemas sedemikian rupa agar sulit untuk dipalsukan.
Kepala bagian Pengemasan PT Bio Farma Yudha Bramanti menyebut seluruh produk vaksin dari Bio Farma telah menggunakan label unik pada botol kemasan. Kemasan tersebut dilabeli dengan lembaran khusus bernama Vaksin Vial Monitoring (VVM).
"Untuk membedakan vaksin produksi Bio Farma cukup mudah. Pada kemasan ada labeling VVM dan ini hanya ada dari Bio Farma," kata Yudha di ruang produksi Vaksin kompleks Bio Farma, Jalan Pasteur No.28 Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/7/2016).
Yudha memaparkan, produk vaksin sangat rentan rusak terhadap suhu tertentu. Menurut Yudha, VVM dapat berfungsi sebagai indikator baik atau buruknya isi produk vaksin tersebut.
"VVM tipe dua misalnya bila disimpan di suhu 37 derajat celcius akan rusak. Vaksin dan indikator VVM akan berubah warna. Itu artinya vaksin tidak dapat digunakan," papar Yudha.
Operator vaksin perlu memperhatikan kemasan dan label VVM ini agar khasiat dapat bermanfaat sebagai mana fungsinya pada manusia. Vaksin seperti jenis Poliomyelitis Oral untuk virus Polio misalnya, perlu disimpan dalam ruangan atau tempat khusus dengan keadaan suhu minus 20 derajat celsius.
"Untuk vaksin yang lain cukup di ruangan minus 2 sampai minus 8 derajat celcius," kata Yudha.
Vaksin Bio Farma Foto: MTVN/Ilham Wibowo
Sementara itu, Kepala Divisi Corporate Secretary PT Bio Farma Rahman Rustan menuturkan, vaksin merupakan produk farmasi yang tidak dapat dijual bebas. Bio Farma menjadi produsen tunggal kebutuhan vaksin dalam negri yang dikirimkan ke Dinas Kesehatan Provinsi hingga puskesmas yang berada di sekitar masyarakat.
Masyarakat tak perlu kawatir berlebihan. Ia menjamin produk vaksin dari Bio Farma aman untuk digunakan.
"Produksi vaksin Bio Farma sudah standad WHO. Distributor resmi vaksin dari Bio Farma juga sudah terdaftar di BPOM, setiap tahunnya selalu dilakukan audit," kata Rahman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)