Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar. (MI/Susanto)
Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar. (MI/Susanto)

Operasi Controlled Delivery Narkotika Jangan Sampai Dikuasai Mafia

Ilham wibowo • 13 Agustus 2016 03:34
medcom.id, Jakarta: Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar mengharapkan Controlled Delivery Narkotika tidak dikuasai mafia. Pengungkapan kasus narkoba seharusnya bisa dilakukan dari hulu hingga hilir.
 
Anggota Tim Berantas Mafia Narkoba bentukan Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) ini menyoroti Operasi Controlled Delivery pada kasus penangkapan jaringan narkoba pada tahun 2012 yang melibatkan sejumlah nama termasuk Freddy Budiman. Menurut dia, Operasi Controlled Delivery seharusnya bisa mengungkap dengan jelas asal muasal barang haram  hingga diterima oleh pengedar yang levelnya lebih rendah.
 
"Nanti si penerima itu akan dikembangkan menemukan apakah jaringannya, apakah distributornya, apakah marketingnya di Indonesia," kata Bambang di dalam konferensi pers di Sekretariat KontraS, Jalan Kramat II, Jakarta Pusat, Jumat (12/8/2016)

Bambang menilai, ada kejanggalan dalam berkas putusan Muhammad Mukhtar alias TAR yang merupakan salah satu aktor lapangan yang ditugasi Freddy Budiman untuk mengurus persiapan pengiriman 1.4 juta ekstasi dari pelabuhan sampai ke gudang. Kejanggalan terjadi ketika penangkapan tersebut dilakukan di tengah perjalanan.
 
"Nah pertanyaannya siapa yang menangkap, dan perintah dari siapa penangkapannya itu," kata Bambang.
 
Bambang menilai, aparat tidak mempertimbangkan penelusuran lebih jauh. Sebab, hanya segelintir orang yang telah tertangkap.
 
"Belum sampai pada tujuan kok sudah ditangkap, kan mustinya bisa dipertimbangkan, ditelusuri saja dulu siapa yang bakal menerimanya nanti," tutur dia.
 
Bambang melanjutkan, dalam suatu Operasi Controlled Delivery, ada rencana dan proses yang telah dipersiapkan. Tak hanya itu, operasi ini pun pasti telah ada pimpinan yang memberikan perintah.
 
"Tidak bisa ambil tindakan sendiri-sendiri. Nah kejanggalannya adalah sejak di pelabuhan diikuti yang diduga ada tiga kontainer. Satu bisa lolos, itu sebetulnya sudah mencurigakan. Nah ini mesti ada koordinasi antara petugas yang memantau di pelabuhan dengan pengendali yang mengarahkan, ambil langkah yang mana," beber dia. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan