Jessica Kumala Wongso dan pengacaranya/MI/Arya Manggala
Jessica Kumala Wongso dan pengacaranya/MI/Arya Manggala

Ada Ketidaksinkronan Metadata CCTV Ahli Digital Forensik dan Jaksa

Arga sumantri • 15 September 2016 17:25
medcom.id, Jakarta: Ahli digital forensik Rismon Sianipar menemukan ketidaksinkronan metadata file video rekaman kamera pengintai (CCTV) di Kafe Olivier, tempat Wayan Mirna meninggal. Utamanya, video yang diputar saksi ahli digital forensik Jaksa Penuntut Umum (JPU), Muhammad Nuh.
 
Ahli meringankan terdakwa Jessica Kumala Wongso ini mendapat simpulan itu dari hasil analisisnya terhadap berita acara kesaksian M Nuh di muka sidang. Secara rinci, Rismon menjelaskan, pada video nomor sembilan dalam keterangan di berkas kesaksian disebutkan file CCTV berkestensi MP4.
 
Pada halaman berikutnya, tertulis resolusi gambar itu secara lebar dan tinggi, 1920 X 1080 pixel per inchi. Jumlah frame secara keseluruhan yakni 98.750 frame.

"Tapi pada bagian B dengan pertanyaan yang sama, jawaban saksi ahli, dari file video itu terdapat 2.707 frame. Ini salah, metadata tidak dibaca dengan benar. Sehingga analisis berikutnya menjadi tidak tepat," jelas Rismon di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).
 
Dalam pertanyaan nomor 27 dari BAP yang sama, M Nuh ketika itu diminta menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan gambar atau originalitas gambar, diambil dari CCTV lalu dipindah ke dalam flashdisk M Nuh. Ketika itu, jawabannya ialah rekaman yang sudah diekstradisi (dipindah) memiliki kualitas yang sama, kecepatan 8 bit, dengan resolusi lebar dan tinggi 1920 X 1080 pixel.
 
Hasil pengamatan Rismon berbeda. Dalam video dimaksud, yakni video CH2, dari metadata tampak resolusi video secara lebar dan tinggi, yakni 960 X 576 pixel. Artinya, video dalam FD milik M Nuh lebih kecil dari ukuran resolusi dalam CCTV.
 
"Berarti ada pengurangan reduksi ukuran frame pada video. Artinya, gambar atau frame yang didapat jadi lebih kabur akibat pengurangan dimensi frame. File video dalam FD tersebut punya ukuran tidak sama dengan CCTV," ujar peraih gelar Doktor Engineering di Universitas Yamaguchi, Jepang ini.
 
Dari analisis itu, Rismon menyimpulkan, kondisi demikian memungkinan adanya penambahan atau pengurangan frame dalam video. Apalagi, dalam video CCTV yang berdurasi satu detik memiliki 25 frame atau potongan gambar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(OJE)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan