Jakarta: Indonesia Corruption Watch (ICW) menuding ada kejanggalan dalam pencarian buronan sekaligus mantan caleg dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Harun Masiku yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pengusutan kasusnya pun diklaim aneh.
Peneliti dari ICW Kurnia Ramadhana mengatakan dugaan kejanggalan itu membuat kelompoknya memasang mata. KPK diharapkan tidak melindungi pihak tertentu.
"Kenapa kami fokus di isu itu? Karena banyak kejanggalan saat proses penanganan perkaranya," kata Kurnia di Warunk WOW, Jakarta Selatan, Minggu, 12 Februari 2023.
Kurnia juga mengatakan dugaan keanehan terlihat karena pencarian Harun tak kunjung membuahkan hasil selama tiga tahun lebih. ICW meyakini buronan itu memiliki sumber daya yang besar sampai tidak bisa dideteksi.
"Kalau tidak ada kejanggalan tentu bisa jadi pelaku itu melarikan diri, mempunyai sumber daya yang besar sehingga tak bisa dideteksi oleh penegak hukum," ucap Kurnia.
Kejanggalan juga diyakini ada karena banyaknya penyidik yang mengusut kasus Harun dikembalikan ke instansi asalnya. Beberapa upaya paksa yang dilakukan KPK pun nihil hasil.
"Dalam isu ini ada banyak penyidik dikembalikan, penggeledahan KPK gagal, dan lain sebagainya," ujar Kurnia.
Juru bicara bidang penindakan KPK Ali Fikri mengatakan waktu pencarian buronan tidak bisa disamakan. Contohnya, mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Izil Azhar baru tertangkap setelah empat tahun lebih dicari.
"IA (Izil Azhar) itu empat atau lima tahun kemarin itu (baru tertangkap), terus juga (banyak) orang juga sama ngomongnya ah katanya enggak berani, enggak bisa (menangkap Izil)," ucap Ali.
Kritik dalam pencarian buronan dinilai wajar. KPK menegaskan komentar pihak lain tak membuat pencarian tersangka yang melarikan diri terhenti.
"Kita coba untuk membuka diri lah, bahwa narasi-narasi yang dibangun itu adalah hal yang biasa," kata Ali.
KPK masih punya empat buronan yang belum ditangkap. Rinciannya ialah Kirana Kotama yang dicari sejak 2017. Dia terlibat dalam kasus dugaan suap pengajuan revisi alih fungsi hutan di Provinsi Riau pada 2014 kepada Kementerian Kehutanan.
Lalu, Paulus Tannos yang diketahui ada di Singapura. Dia terlibat dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el).
Buronan selanjutnya, Harun Masiku. Dia sudah dikejar sejak 2020 untuk mempertanggungjawabkan kasus dugaan suap pengganti antar waktu (PAW) DPR.
Buronan KPK yang terbaru, yakni Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak. Dia terlibat dalam kasus dugaan suap pengadaan berbagi proyek di wilayahnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Jakarta: Indonesia Corruption Watch (ICW) menuding ada kejanggalan dalam pencarian
buronan sekaligus mantan caleg dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan
Harun Masiku yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK). Pengusutan kasusnya pun diklaim aneh.
Peneliti dari ICW Kurnia Ramadhana mengatakan dugaan kejanggalan itu membuat kelompoknya memasang mata. KPK diharapkan tidak melindungi pihak tertentu.
"Kenapa kami fokus di isu itu? Karena banyak kejanggalan saat proses penanganan perkaranya," kata Kurnia di Warunk WOW, Jakarta Selatan, Minggu, 12 Februari 2023.
Kurnia juga mengatakan dugaan keanehan terlihat karena pencarian Harun tak kunjung membuahkan hasil selama tiga tahun lebih. ICW meyakini buronan itu memiliki sumber daya yang besar sampai tidak bisa dideteksi.
"Kalau tidak ada kejanggalan tentu bisa jadi pelaku itu melarikan diri, mempunyai sumber daya yang besar sehingga tak bisa dideteksi oleh penegak hukum," ucap Kurnia.
Kejanggalan juga diyakini ada karena banyaknya penyidik yang mengusut kasus Harun dikembalikan ke instansi asalnya. Beberapa upaya paksa yang dilakukan KPK pun nihil hasil.
"Dalam isu ini ada banyak penyidik dikembalikan, penggeledahan KPK gagal, dan lain sebagainya," ujar Kurnia.
Juru bicara bidang penindakan KPK Ali Fikri mengatakan waktu pencarian buronan tidak bisa disamakan. Contohnya, mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Izil Azhar baru tertangkap setelah empat tahun lebih dicari.
"IA (Izil Azhar) itu empat atau lima tahun kemarin itu (baru tertangkap), terus juga (banyak) orang juga sama ngomongnya ah katanya enggak berani, enggak bisa (menangkap Izil)," ucap Ali.
Kritik dalam pencarian buronan dinilai wajar. KPK menegaskan komentar pihak lain tak membuat pencarian tersangka yang melarikan diri terhenti.
"Kita coba untuk membuka diri lah, bahwa narasi-narasi yang dibangun itu adalah hal yang biasa," kata Ali.
KPK masih punya empat buronan yang belum ditangkap. Rinciannya ialah Kirana Kotama yang dicari sejak 2017. Dia terlibat dalam kasus dugaan suap pengajuan revisi alih fungsi hutan di Provinsi Riau pada 2014 kepada Kementerian Kehutanan.
Lalu, Paulus Tannos yang diketahui ada di Singapura. Dia terlibat dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el).
Buronan selanjutnya, Harun Masiku. Dia sudah dikejar sejak 2020 untuk mempertanggungjawabkan kasus dugaan suap pengganti antar waktu (PAW) DPR.
Buronan KPK yang terbaru, yakni Bupati Mamberamo Tengah Ricky Ham Pagawak. Dia terlibat dalam kasus dugaan suap pengadaan berbagi proyek di wilayahnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)