medcom.id, Jakarta: Mantan Direktur Utama PT Indofarma Global Medika, Ary Gunawan mengaku tak ikut terlibat dalam kasus dugaan korupsi yang menjerat mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Salah satunya soal pembahasan dengan kuasa pengguna anggaran.
Hal ini disampaikan Ary saat dicecar pertanyaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) soal pertemuan kuasa pengguna anggaran dan pejabat pembuat komitmen Mulya A. Hasjmy. Pertemuan tersebuat guna membahas pengadaan alat kesehatan (alkes) antisipasi kejadian luar biasa (KLB) tahun 2005.
"Tidak pernah," ujar Ary kepada JPU di dalam persidangan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu 5 April 2017.
Jaksa kemudian menjelaskan keterangan beberapa saksi dalam persidangan sebelumnya. Ary disebutkan pernah menghadap Mulya sebelum penunjukan langsung dilakukan.
"Bagaimana mau menghadap, waktu itu saya banyak di daerah," bantah Ary.
Walau demikian, Ary mengaku pernah beberapa kali hadir dalam acara jamuuan di rumah Siti. Dalam acara ini pula Nuki Syahru disebutkan Ary hadir.
"Kalau ada acara, kami dari BUMN sering ikut. Nuki sering ada, tapi saya tidak berhubungan sama Nuki langsung," beber Ary.
Dalam dakwaan Siti Fadilah, Mulya diarahkan untuk menunjuk langsung PT Indofarma Tbk sebagai penyedia barang dan jasa proyek tersebut. Penunjukkan ini setelah Ary dan Nuki Syahrun dari Sutrisno Bachir Foundation bertemu beberapa kali dengan Siti sebagai Menteri Kesehataan kala itu.
Ari dan Nuki kemudian menghubungo Asrul Sani yang menjabat Manager Pemasaran PT Indofarma Tbk. Salah satunya membicarakan soal keikutsertaan PT Indofarma Tbk yang sudah diberi lampu hijau.
Nuki kemudian juga mengontak Direktur Utama PT Mitra Medidua, Andi Krisnamurti, untuk menjadi penyedia alkes bagi PT Indofarma Tbk. Ary, Nuki dan Asrul lalu menyambangi Mulya dan menyatakan Siti telah setuju menyerahkan proyek pengadaan ke PT Indofarma Tbk.
medcom.id, Jakarta: Mantan Direktur Utama PT Indofarma Global Medika, Ary Gunawan mengaku tak ikut terlibat dalam kasus dugaan korupsi yang menjerat mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Salah satunya soal pembahasan dengan kuasa pengguna anggaran.
Hal ini disampaikan Ary saat dicecar pertanyaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) soal pertemuan kuasa pengguna anggaran dan pejabat pembuat komitmen Mulya A. Hasjmy. Pertemuan tersebuat guna membahas pengadaan alat kesehatan (alkes) antisipasi kejadian luar biasa (KLB) tahun 2005.
"Tidak pernah," ujar Ary kepada JPU di dalam persidangan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu 5 April 2017.
Jaksa kemudian menjelaskan keterangan beberapa saksi dalam persidangan sebelumnya. Ary disebutkan pernah menghadap Mulya sebelum penunjukan langsung dilakukan.
"Bagaimana mau menghadap, waktu itu saya banyak di daerah," bantah Ary.
Walau demikian, Ary mengaku pernah beberapa kali hadir dalam acara jamuuan di rumah Siti. Dalam acara ini pula Nuki Syahru disebutkan Ary hadir.
"Kalau ada acara, kami dari BUMN sering ikut. Nuki sering ada, tapi saya tidak berhubungan sama Nuki langsung," beber Ary.
Dalam dakwaan Siti Fadilah, Mulya diarahkan untuk menunjuk langsung PT Indofarma Tbk sebagai penyedia barang dan jasa proyek tersebut. Penunjukkan ini setelah Ary dan Nuki Syahrun dari Sutrisno Bachir Foundation bertemu beberapa kali dengan Siti sebagai Menteri Kesehataan kala itu.
Ari dan Nuki kemudian menghubungo Asrul Sani yang menjabat Manager Pemasaran PT Indofarma Tbk. Salah satunya membicarakan soal keikutsertaan PT Indofarma Tbk yang sudah diberi lampu hijau.
Nuki kemudian juga mengontak Direktur Utama PT Mitra Medidua, Andi Krisnamurti, untuk menjadi penyedia alkes bagi PT Indofarma Tbk. Ary, Nuki dan Asrul lalu menyambangi Mulya dan menyatakan Siti telah setuju menyerahkan proyek pengadaan ke PT Indofarma Tbk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(AZF)
