Jakarta: Sebanyak empat perompak ditangkap Direktorat Kepolisian Perairan Polda Metro Jaya pada 19 Juli 2020. Mereka beraksi selama dua tahun dengan mengambil paksa hasil tangkapan nelayan ikan, hingga bahan bakar minyak (BBM).
"Kerugian yang didapati sekitar hampir kurang lebih Rp10 miliar, kalau kita hitung semuanya," kata Kasubdit Gakkum Ditpolair Polda Metro Jaya, AKBP Edi Guritno, Rabu, 22 Juli 2020.
Modus operandinya, para perompak tersebut mendekati kapal yang ditarget dan mengancam nelayan. Perompak menggunakan senjata tajam dan senjata api untuk mengancam dan menjarah semua hasil tangkapan.
"Baik itu ikan, cumi, bahkan uang milik para nelayan di tengah laut," ujarnya.
Para perompak hanya beraksi ketika kondisi laut terlihat sepi. Mereka tidak segan-segan melukai korban.
Panit Tindak 1 Subdit Gakkum Polair, Iptu Dasiman, menyebut perompak mengambil hasil melaut. Barang pribadi nelayan tidak ikut diambil.
"Sasaran utamanya yang diambil adalah ikan dan cumi. Cumi memang harganya cukup tinggi. Kemudian, bahan bakar dan juga uang," ujar Dasiman.
Tim Subdit Gakkum menemukan sebuah buku catatan hasil yang didapat usai menjarah kapal nelayan. Polair Polda Metro Jaya menangkap empat perompak kapal nelayan ikan di perairan sebelah utara Pulau Sabira, Kepulauan Seribu. Empat perompak tersebut yakni Bastiar, 22, Baharudin, 38, Dado, 30, dan Udin, 42.
Jakarta: Sebanyak empat perompak ditangkap Direktorat Kepolisian Perairan Polda Metro Jaya pada 19 Juli 2020. Mereka beraksi selama dua tahun dengan mengambil paksa hasil tangkapan nelayan ikan, hingga bahan bakar minyak (BBM).
"Kerugian yang didapati sekitar hampir kurang lebih Rp10 miliar, kalau kita hitung semuanya," kata Kasubdit Gakkum Ditpolair Polda Metro Jaya, AKBP Edi Guritno, Rabu, 22 Juli 2020.
Modus operandinya, para perompak tersebut mendekati kapal yang ditarget dan mengancam nelayan. Perompak menggunakan senjata tajam dan senjata api untuk mengancam dan menjarah semua hasil tangkapan.
"Baik itu ikan, cumi, bahkan uang milik para nelayan di tengah laut," ujarnya.
Para perompak hanya beraksi ketika kondisi laut terlihat sepi. Mereka tidak segan-segan melukai korban.
Panit Tindak 1 Subdit Gakkum Polair, Iptu Dasiman, menyebut perompak mengambil hasil melaut. Barang pribadi nelayan tidak ikut diambil.
"Sasaran utamanya yang diambil adalah ikan dan cumi. Cumi memang harganya cukup tinggi. Kemudian, bahan bakar dan juga uang," ujar Dasiman.
Tim Subdit Gakkum menemukan sebuah buku catatan hasil yang didapat usai menjarah kapal nelayan. Polair Polda Metro Jaya menangkap empat perompak kapal nelayan ikan di perairan sebelah utara Pulau Sabira, Kepulauan Seribu. Empat perompak tersebut yakni Bastiar, 22, Baharudin, 38, Dado, 30, dan Udin, 42.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)