Gedung Merah Putih KPK. Foto: MI/Rommy Pujianto
Gedung Merah Putih KPK. Foto: MI/Rommy Pujianto

Teror Bentuk Serangan terhadap Pemberantasan Korupsi

Anggi Tondi Martaon • 21 Juni 2020 17:12
Jakarta: Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menilai teror yang dialaminya tidak hanya ditujukan kepada dirinya. Aksi ini juga mengarah ke Lembaga Antirasuah.
 
"Saya yakin upaya ini untuk menakut-nakuti (upaya pemberantasan korupsi)," kata Novel dalam diskusi daring Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) di Jakarta, Minggu, 21 Juni 2020.
 
Menurut dia, teror yang menyebabkan mata kirinya rusak total itu bukan yang pertama dialaminya. Komisaris Polisi (Kompol) itu pernah mengalami ancaman lainnya. 

Selain itu, Novel menyebutkan teror dialami pegawai KPK lainnya. Bahkan, pimpinan KPK juga mengalami hal serupa beberapa waktu lalu. 
 
Dia menilai pengungkapan teror yang dialami pegawai lembaga antikorupsi tidak sulit. Namun, tidak ada satu pun penanganan yang membuahkan hasil. 
 
Novel menyayangkan kondisi tersebut. Dia menganggap tidak ada keberpihakan negara melindungi dan menuntaskan kasus teror yang dialami keluarga besar KPK.
 
Hal senada disampaikan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Arif Maulana. Menurut Transparency Internasional (TI) pada 2018, kata dia, kasus teror yang dialami aktivis pemberantasan korupsi sudah terjadi semenjak 2004.
 
"Itu ada 100-an kasus teror terhadap aktivis pemberantasan korupsi," kata Arif.
 
Arif menyebutkan ancaman yang dialami aktivis cenderung meningkat setiap tahun. Namun, teror yang dialami mereka tidak pernah terungkap.
 
Baca: Masyarakat Dipersilakan Adukan Jaksa Kasus Novel ke Komisi Kejaksaan
 
"Nanti kalau ada teman-teman yang menemukan ada kasus teror terhadap aktivis pemberantasan korupsi termasuk penyidik dan penyelidik KPK masuk ke pengadilan pelakunya ditangkap itu belum ada. Kasus Novel Baswedan ini adalah kasus pertama saya kira begitu," ujar dia.
 
Keluarga besar KPK mendapatkan teror dari oknum tertentu. Selain Novel, eks pimpinan KPK Laode Syarif pernah diteror. Botol bersumbu dan berisi spiritus ditemukan di kediamannya di Jalan Kalibata Selatan No 42C, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu, 9 Januari 2019.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan