Ilustrasi -- Antara/Widodo S Jusuf
Ilustrasi -- Antara/Widodo S Jusuf

​Kisruh KPK-Polri, Budayawan: Negeri ini Sudah Menjadi Negeri Reptil

Hardiat Dani Satria • 30 Januari 2015 05:07
medcom.id, Jakarta: Budayawan Radhar Panca Dahana menilai, konflik yang terjadi antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri adalah masalah pertikaian di tingkat elite. Sedangkan rakyat menjadi korban dalam kekisruhan ini. Sebab, ketika arena politik terjadi keributan, maka akan tercipta instabilitas di masyarakat.
 
“Masalah ini kan sebenarnya menjadi refleksi pertikaian di tingkat elit. Di mana rakyat tidak terlibat di sini. Keterlibatan rakyat hanya menjadi korban dari kekisruhan itu,” kata Radhar saat berdiskusi di Forum Indonesia Metro TV, Kamis (29/1/2015) malam.
 
Menurut Radhar, kekisruhan politik ini akan mengganggu kerja ekonomi, kerja sosial dan kerja kultural. Selain itu, persepsi masyarakat juga dibuat buyar atas kekisruhan politik yang ada. Padahal menurut dia pesoalan dari konflik ini sudah bisa ditebak, mana yang benar dan mana yang salah.

“Itu jelas, di mana yang benar, di mana yang salah, di mana yang hitam dan di mana yang putih. Tetapi cicak dan buaya itu sama-sama main kan, nah kita jadi melihat ada arena para reptil di sini,” imbuh Radhar.
 
Radhar menilai, dalam konflik antara KPK-Polri ini, tidak hanya perselisiahan kedua institusi penegak hukum tersebut saja yang terjadi. Melainkan, banyak oknum yang ikut bermain juga sehingga menimbulkan konflik ini semakin menjadi-jadi.
 
“Karena yang bermain tidak hanya cicak dan buaya, ada bunglon ada kadal ada komodo. Negeri ini udah menjadi negeri reptil. Nah rakyat ini kan malah menjadi semut-semut yang diinjak-injak oleh para raksasa itu,” pungkas Radhar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan