Jakarta: Anggota Komisi III DPR I Wayan Sudirta meminta seluruh pihak, termasuk aparat keamanan terus waspada terhadap ancaman terorisme. Pencegahan aksi jaringan terorisme harus dilakukan secara masif serta melibatkan seluruh elemen bangsa dan tokoh masyarakat.
"Tindakan pencegahan tetap harus dijadikan program nomor satu untuk menghadapinya," kata Sudirta di Jakarta, Rabu, 31 Maret 2021.
Ia menekankan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berkomitmen melakukan pemberantasan jaringan terorisme. Jokowi, kata dia, menegaskan teroris tidak terkait dengan agama mana pun. Jaringan terorisme merupakan jaringan yang hidup dengan sel yang kuat.
"Parahnya jaringan ini masuk melalui doktrinasi secara kuat dan terselubung. Keberhasilan menangkap tokoh-tokoh mereka tidak serta merta mematikan gerakannya," kata dia.
Menurut dia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) harus mendapat dukungan dari semua pihak. Terorisme merupakan ancaman luar biasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Untuk itu diperlukan langkah-langkah pencegahan dengan program yang luar biasa juga," ujarnya.
Baca: Kapolri: Penyerang Mabes Polri Berideologi ISIS
Komisi III DPR, menurut dia, memberikan dukungan nyata terhadap program pemberantasan terorisme dengan menaikkan jumlah anggaran BNPT tahun ini. Pada 2020, BNPT memiliki anggaran sebesar Rp516 miliar. Sedangkan untuk 2021 sebesar Rp515,9 miliar dengan ajuan tambahan Rp304,7 miliar.
"Dukungan komisi III di antaranya dilakukan untuk program peningkatan sistem teknologi dan informasi sebagai upaya optimalisasi bagi BNPT dalam program memberantas terorisme," terangnya.
Ia menilai program kerja BNPT sudah cukup bagus, namun masih perlu lebih dioptimalkan. Saat ini, kata dia, BNPT mulai memanfaatkan media digital untuk menyebarkan konten-konten yang mengedukasi masyarakat terkait radikalisme. Kemudian, juga ada peningkatan teknologi informasi pusat analisis dan pengendalian krisis.
"Kedua hal ini sudah mengcover sisi pencegahan dan pengungkapan," ucap dia.
Indonesia waspada aksi terorisme. Hal ini menyusul rentetan kejadian aksi terorisme di beberapa wilayah Indonesia, yakni di Makassar dan Mabes Polri, Jakarta.
Jakarta: Anggota Komisi III DPR I Wayan Sudirta meminta seluruh pihak, termasuk aparat keamanan terus waspada terhadap ancaman terorisme. Pencegahan aksi jaringan
terorisme harus dilakukan secara masif serta melibatkan seluruh elemen bangsa dan tokoh masyarakat.
"Tindakan pencegahan tetap harus dijadikan program nomor satu untuk menghadapinya," kata Sudirta di Jakarta, Rabu, 31 Maret 2021.
Ia menekankan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berkomitmen melakukan pemberantasan jaringan terorisme. Jokowi, kata dia, menegaskan teroris tidak terkait dengan agama mana pun. Jaringan terorisme merupakan jaringan yang hidup dengan sel yang kuat.
"Parahnya jaringan ini masuk melalui doktrinasi secara kuat dan terselubung. Keberhasilan menangkap tokoh-tokoh mereka tidak serta merta mematikan gerakannya," kata dia.
Menurut dia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) harus mendapat dukungan dari semua pihak. Terorisme merupakan ancaman luar biasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Untuk itu diperlukan langkah-langkah pencegahan dengan program yang luar biasa juga," ujarnya.
Baca:
Kapolri: Penyerang Mabes Polri Berideologi ISIS
Komisi III DPR, menurut dia, memberikan dukungan nyata terhadap program pemberantasan terorisme dengan menaikkan jumlah anggaran BNPT tahun ini. Pada 2020, BNPT memiliki anggaran sebesar Rp516 miliar. Sedangkan untuk 2021 sebesar Rp515,9 miliar dengan ajuan tambahan Rp304,7 miliar.
"Dukungan komisi III di antaranya dilakukan untuk program peningkatan sistem teknologi dan informasi sebagai upaya optimalisasi bagi BNPT dalam program memberantas terorisme," terangnya.
Ia menilai program kerja BNPT sudah cukup bagus, namun masih perlu lebih dioptimalkan. Saat ini, kata dia, BNPT mulai memanfaatkan media digital untuk menyebarkan konten-konten yang mengedukasi masyarakat terkait
radikalisme. Kemudian, juga ada peningkatan teknologi informasi pusat analisis dan pengendalian krisis.
"Kedua hal ini sudah mengcover sisi pencegahan dan pengungkapan," ucap dia.
Indonesia waspada aksi terorisme. Hal ini menyusul rentetan kejadian aksi terorisme di beberapa wilayah Indonesia, yakni di Makassar dan Mabes Polri, Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)