"Melalui buku dan cerita kisah Paskah dari beberapa sahabat yang beragama nasrani, dapat saya simpulkan bahwasanya peristiwa Paskah memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan nilai-nilai pemberantasan korupsi," kata Firli melalui keterangan tertulis, Minggu, 17 April 2022.
Firli mengatakan Paskah bermula ketika Judas Iskariot menerima 30 keping uang perak dari beberapa imam kepala untuk menyerahkan Yesus agar didakwa bersalah karena menghujat Tuhan. Saat itu, Yesus akan dihukum mati dengan cara disalib seperti penjahat pada zaman itu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kematian Yesus tidak berlangsung lama, ia bangkit dan dianggap sebagai obat penyembuh bagi jiwa tersakiti oleh umat nasrani," ujar Firli.
Kejadian itu diyakini Firli sebagai upaya pemberantasan korupsi. Kejadian itu bukti bahaya dari tindakan suap yang merupakan bagian dari korupsi.
"Bayangkan, hanya disuap 30 koin perak tetradrachm zaman dulu yang saat ini setara dengan 19,2 dolar AS atau jika dirupiahkan sekitar Rp250 ribu saja, seorang murid (Judas) tega mengkhianati gurunya (Yesus) hingga meregang nyawa," tutur Firli.
Baca: Momen Paskah, Anies Harap Persatuan di Jakarta Makin Kuat
Firli menyebut tindakan rasuah sudah ada sejak dulu. Bahkan, korupsi masih menjadi masalah hingga saat ini.
"Salah satu praktik korupsi yang dampak destruktifnya bukan hanya merugikan keuangan dan perekonomian semata, namun juga dapat menghancurkan, bahkan menghilangkan nyawa manusia dan sebuah negara," ujar Firli.