Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Motif Penyebar Hoaks Kebocoran Data Polisi Diusut

Siti Yona Hukmana • 16 Juni 2020 18:03
Jakarta: Polri telah menelusuri informasi yang beredar di media sosial Twitter terkait kebocoran data anggota. Korps Bhayangkara memastikan tidak ada pembobolan data sistem informasi personel Polri (SIPP).
 
"Maka Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri melakukan pendalaman dan penyelidikan terhadap pelaku serta motif dari penyebar hoaks database SIPP anggota Polri tersebut," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 16 Juni 2020.
 
Awi mengatakan tangkapan layar database anggota Polri yang tersebar di Twitter berbeda dengan SIPP yang digunakan oleh staf sumber daya manusia (SSDM) Polri. Perbedaan terdapat pada variabel data.

"Jelas itu merupakan kebohongan atau hoaks yang tidak terbukti," ujar Awi.
 
Baca: Kebocoran Data Polisi Disebut Hoaks
 
Informasi peretasan situs Polri disebarkan akun Twitter Teguh Aprianto @secgron pada Senin, 15 Juni 2020. Akun itu menampilkan dua foto yang diklaim berisi hasil retasan dari situs Polri.
 
"Halo @DivHumas_Polri saatnya berbenah. Seseorang mengklaim sudah berhasil membobol data seluruh anggota Polri. Orang ini kemudian dengan mudahnya bisa mengakses, mencari, dan mengganti data anggota Polri tersebut. Contohnya ini, baru mutasi ke Densus (Detasemen Khusus) 88 eh datanya sudah bocor," kata Teguh.
 
Teguh menyebut akses ke aplikasi untuk mengganti data anggota polisi dijual USD1.200 atau setara Rp17 juta. Sementara itu, informasi bug pada aplikasi dijual USD2.000 atau Rp28,5 juta.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan