medcom.id, Jakarta: Kegeraman Kepala Badan Narkotika Nasional Budi Waseso (Buwas) terhadap peredaran narkoba di lembaga pemasyarakatan (Lapas) sudah tidak tertahan lagi. Buwas berambisi agar Lapas dijaga 'sipir' buaya atau binatang buas lainnya segera diwujudkan.
"Makanya saya bilang masalah narkotika ini tidak bisa kontak person dengan manusia lagi. Makanya saya bilang pakai buaya," kata Buwas kepada Metrotvnews.com di ruang kerjanya di Kantor BNN, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Senin, 30 Mei 2016.
Buwas mengaku mendapatkan banyak buaya sumbangan masyarakat. Buwas menilai sumbangan itu merupakan bentuk antusias masyarakat terhadap ide 'nyelenehnya'.
"Karena mereka kesal. Dari dulu, keterlibatan oknum sipir lapas itu, sudah kayak sekarang ini. Cuma dulu selamat. Terus dilakukan. Sekarang, saya kejar terus," ujar Buwas.
Buwas mencoba menggambarkan model Lapas yang akan dijaga sipir buaya dan piranha. Lapas itu dikelilingi kolam berisi 'sipir' binatang buas.
"Jadi begini, seandainya ini lapas. Dibuatkan kolam (di sekelilingnya). Di dalam kolam itu mungkin ada piranha, buaya. Manusia ini tidak terkontaminasi. Setelah itu sekeliling kolam di pagar. Terus diawasi dengan petugas," ucap dia.
Sejumlah warga binaan berada di dalam sel Lapas Kelas II B Tegal, Jawa Tengah, Kamis (10/3) malam. Foto: Antara/Oky Lukmasyah
Buwas menambahkan, "Petugas kirim makanan melewati jembatan yang dibuat suatu saat saja. Kalau sudah selesai, jembatannya ditutup lagi. Jadi mereka terisolir. Dengan diawasi CCTV semua pergerakan dia. Sekarang kan, CCTV pada dimatiin sengaja. Itu konsep saya, salah satunya. Jikalau dia bersentuhan, sipir bersentuhan dengan mereka pasti terkontaminasi."
Buwas menegaskan, sebanyak 48 jaringan narkoba diduga bergentayangan di Lapas yang tesebar di Indonesia. 22 di antaranya sudah terbukti menjadi sarang narkoba.
"Ini bukan katanya," tegas dia.
medcom.id, Jakarta: Kegeraman Kepala Badan Narkotika Nasional Budi Waseso (Buwas) terhadap peredaran narkoba di lembaga pemasyarakatan (Lapas) sudah tidak tertahan lagi. Buwas berambisi agar Lapas dijaga 'sipir' buaya atau binatang buas lainnya segera diwujudkan.
"Makanya saya bilang masalah narkotika ini tidak bisa kontak person dengan manusia lagi. Makanya saya bilang pakai buaya," kata Buwas kepada
Metrotvnews.com di ruang kerjanya di Kantor BNN, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Senin, 30 Mei 2016.
Buwas mengaku mendapatkan banyak buaya sumbangan masyarakat. Buwas menilai sumbangan itu merupakan bentuk antusias masyarakat terhadap ide 'nyelenehnya'.
"Karena mereka kesal. Dari dulu, keterlibatan oknum sipir lapas itu, sudah kayak sekarang ini. Cuma dulu selamat. Terus dilakukan. Sekarang, saya kejar terus," ujar Buwas.
Buwas mencoba menggambarkan model Lapas yang akan dijaga sipir buaya dan piranha. Lapas itu dikelilingi kolam berisi 'sipir' binatang buas.
"Jadi begini, seandainya ini lapas. Dibuatkan kolam (di sekelilingnya). Di dalam kolam itu mungkin ada piranha, buaya. Manusia ini tidak terkontaminasi. Setelah itu sekeliling kolam di pagar. Terus diawasi dengan petugas," ucap dia.
Sejumlah warga binaan berada di dalam sel Lapas Kelas II B Tegal, Jawa Tengah, Kamis (10/3) malam. Foto: Antara/Oky Lukmasyah
Buwas menambahkan, "Petugas kirim makanan melewati jembatan yang dibuat suatu saat saja. Kalau sudah selesai, jembatannya ditutup lagi. Jadi mereka terisolir. Dengan diawasi CCTV semua pergerakan dia. Sekarang kan, CCTV pada dimatiin sengaja. Itu konsep saya, salah satunya. Jikalau dia bersentuhan, sipir bersentuhan dengan mereka pasti terkontaminasi."
Buwas menegaskan, sebanyak 48 jaringan narkoba diduga bergentayangan di Lapas yang tesebar di Indonesia. 22 di antaranya sudah terbukti menjadi sarang narkoba.
"Ini bukan katanya," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MBM)