Kepala Departemen Peneliti Lakpesdam PWNU DKI Jakarta, Abdul Wahid Hasyim - MTVN/Faisal Abdalla.
Kepala Departemen Peneliti Lakpesdam PWNU DKI Jakarta, Abdul Wahid Hasyim - MTVN/Faisal Abdalla.

Pelarangan Minol Disebut Tingkatkan Konsumsi Minuman Oplosan

Faisal Abdalla • 15 Agustus 2017 18:06
medcom.id, Jakarta: Sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 06/M-DAG/PER/1/2015, perederanan minuman beralkohol (Minol) di supermarket praktis dilarang. Namun, pelarangan itu justru meningkatkan konsumsi minuman oplosan. 
 
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PNWNU) DKI Jakarta melakukan riset selama enam bulan untuk memetakan perilaku konsumsi minuman beralkohol pada remaja di Jabodetabek. Hasilnya cukup mengkhawatirkan. 
 
"Dari 327 responden dalam rentang umur 12-21 tahun; 65,3 persen mengaku pernah atau sering mengonsumsi minuman beralkohol oplosan," terang Kepala Departemen Peneliti Lakpesdam PWNU DKI Jakarta, Abdul Wahid Hasyim saat memaparkan hasil penelitiannya di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa 15 Agustus 2017. 

Fenomena tersebut, lanjut Wahid, terjadi lantaran minuman beralkohol golongan A kini tidak bisa ditemukan di supermarket maupun pengecer lainnya. Karena itu, masyarakat beralih mencari  minuman oplosan yang sangat mudah ditemukan. 
 
Wahid menambahkan, dari jumlah responden yang mengaku sering mengonsumsi minuman oplosan; 71,5 persen mengaku memperoleh minuman tersebut di warung-warung jamu. Sebanyak 14,3 persen mengaku membeli di warung kelontong, sementara 7,1 persen lainnya mengaku membeli melalui perantara.
 
"Warung jamu menjadi pilihan favorit karena dinilai mudah diakses, dan jarang dirazia oleh aparat," imbuh Wahid. 
 
Semakin maraknya konsumsi minuman oplosan juga disebabkan oleh minimnya informasi mengenai bahaya minuman tersebut, "Edukasi dan informasi belum diterima oleh masyarakat. Parahnya, kebanyakan dari mereka yang mengonsumsi minuman berbahaya itu masih dalam usia sekolah, baik menengah pertama maupun menegah atas," lanjut Wahid. 
 
Lakpesdam PWNU DKI Jakarta melakukan penelitian tersebut dengan melibatkan 327 responden dalam rentang usia 12-21 tahun. Penelitian dilakukan pada periode Februari - Maret 2017 dengan metode multistage random sampling dengkat tingkat kepercayaan mencapai 94,5 persen.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan