Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo/MTVN/Faisal Abdalla
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo/MTVN/Faisal Abdalla

Jenderal Gatot Ingatkan Bahaya Imigrasi Melalui Puisi Denny JA

Faisal Abdalla • 24 Mei 2017 11:22
medcom.id, Jakarta: Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kembali membacakan puisi "Tapi Bukan Kami Punya" karya Denny J.A. saat menjadi pembicara di Pembekalan Kepemimpinan Kepala Daerah, Rabu 24 Mei 2017. Menurut Gatot, dirinya membacakan puisi tersebut untuk mengingatkan potensi bahaya imigrasi.
 
Gatot menegaskan, melihat sesuatu, harus dibarengi memelototi konteksnya. Imigrasi, kata Gatot, menjadi ancaman paling berbahaya saat ini.
 
"Bukan pengungsi ya. Sekarang ini kompetisi global itu bukan antarnegara lagi, tapi antarmanusia. Manusia tak mengenal batas, ia akan terus mencari tempat yang menjanjikan untuk hidupnya. Itu teori gaji namanya," ujar Gatot di Auditorium Gedung BPSDM Kemendagri, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu 24 Mei 2017.

Gatot menjelaskan, kondisi pemanasan global saat ini mendorong penduduk yang tinggal di wilayah sub-sahara meninggalkan daerahnya. Sementara banyak negara-negara di dunia yang menutup wilayahnya bagi para imigran itu. Ia mencontohkan Inggris, Australia, serta Amerika Serikat.
 
Selain itu, Gatot juga mengingatkan potensi bahaya imigrasi yang sebelumnya telah terjadi.  "Hasil dari imigrasi kita lihat saja dulu di Amerika ada suku Indian sekarang hampir punah, Australia ada Aborigin juga hampir punah. Apabila kita tidak waspada, anak cucumu nanti bisa seperti Jaka di puisi itu, terpinggirkan," pungkas Gatot.
 
Gatot menilai puisi "Tapi Bukan Kami Punya" yang ia bacakan merupakan gambaran tangisan dari di suatu wilayah, yakni penduduk Melayu yang kian terpinggirkan. Sebelumnya, Gatot diketahui membaca puisi yang sama ketika menghadiri Rapimnas Partai Golkar di Balikpapan, Senin  22 Mei lalu.
 
Berikut isi puisi Tapi Bukan Kami Punya,
 
Sungguh Jaka tak mengerti
Mengapa ia dipanggil ke sini.
Dilihatnya Garuda Pancasila
Tertempel di dinding dengan gagah.
 
Dari mata burung Garuda
Ia melihat dirinya
Dari dada burung Garuda
Ia melihat desa
 
Dari kaki burung Garuda
Ia melihat kota
Dari kepala burung Garuda
Ia melihat Indonesia
 
Lihatlah hidup di desa
Sangat subur tanahnya
Sangat luas sawahnya
Tapi bukan kami punya
 
Lihat padi menguning
Menghiasi bumi sekeliling
Desa yang kaya raya
Tapi bukan kami punya
 
Lihatlah hidup di kota
Pasar swalayan tertata
Ramai pasarnya
Tapi bukan kami punya
 
Lihatlah aneka barang
Dijual belikan orang
Oh makmurnya
Tapi bukan kami punya

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan