medcom.id, Jakarta: Operasi tangkap tangan oleh polisi tidak mengganggu pelayanan perizinan satu atap di Kementerian Perhubungan. Hanya beberapa unit pelayanan yang tutup.
Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Komunikasi Publik Dewa Made Sastrawan mengatakan, pelayanan tetap berjalan. Unit yang tutup karena masih mencari pegawai pengganti yang ditangkap polisi.
"Tidak ada pelayanan yang berhenti, ada proses penggantian orang yang sifatnya sementara. Mudah-mudahan dengan cepat diatasi," kata Made di Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (12/10/2016).
Made mengklaim pengawasan sudah dilakukan secara ketat. Pihaknya tak akan menambah pengawasan.
"Saya kira sama, seperti tadi pengawasan seperti begini, karena ketatnya itu adalah apa dan bagaimana, kan standarnya sudah ada. Tapi pelanggaran sudah dilakukan, makanya dipantau terus, itu sudah paling ketat, sudah maksimal," kata dia.
Saat ini, lokasi operasi tangkap tangan yang berada di lantai enam Gedung Karya, Kementerian Perhubungan, masih dijaga lima petugas kepolisian bersenjata lengkap. Sementara itu, unit pelayanan tampak sepi. Hanya satu loket yang melayani pengguna jasa.
Kemarin, polisi menangkap tangan enam orang. Mereka terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) golongan IID, pegawai honorer dan satu orang dari swasta.
Dari operasi itu polisi menyita uang sebanyak Rp34 juta dari lantai enam dan Rp61 juta dari lantai 12 kantor Kementerian Perhubungan. Selain uang tunai, polisi juga mengamankan rekening berisi Rp1 miliar dari lantai 12.
Kini dua loket Direktorat Perhubungan Laut di lantai enam Gedung Karya, Kementerian Perhubungan, telah disegel. Loket ini digunakan untuk mengurus permohonan buku pelaut dan berbagai perizinan perkapalan.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/yNL8a6PN" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Operasi tangkap tangan oleh polisi tidak mengganggu pelayanan perizinan satu atap di Kementerian Perhubungan. Hanya beberapa unit pelayanan yang tutup.
Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Komunikasi Publik Dewa Made Sastrawan mengatakan, pelayanan tetap berjalan. Unit yang tutup karena masih mencari pegawai pengganti yang ditangkap polisi.
"Tidak ada pelayanan yang berhenti, ada proses penggantian orang yang sifatnya sementara. Mudah-mudahan dengan cepat diatasi," kata Made di Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (12/10/2016).
Made mengklaim pengawasan sudah dilakukan secara ketat. Pihaknya tak akan menambah pengawasan.
"Saya kira sama, seperti tadi pengawasan seperti begini, karena ketatnya itu adalah apa dan bagaimana, kan standarnya sudah ada. Tapi pelanggaran sudah dilakukan, makanya dipantau terus, itu sudah paling ketat, sudah maksimal," kata dia.
Saat ini, lokasi operasi tangkap tangan yang berada di lantai enam Gedung Karya, Kementerian Perhubungan, masih dijaga lima petugas kepolisian bersenjata lengkap. Sementara itu, unit pelayanan tampak sepi. Hanya satu loket yang melayani pengguna jasa.
Kemarin, polisi menangkap tangan enam orang. Mereka terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) golongan IID, pegawai honorer dan satu orang dari swasta.
Dari operasi itu polisi menyita uang sebanyak Rp34 juta dari lantai enam dan Rp61 juta dari lantai 12 kantor Kementerian Perhubungan. Selain uang tunai, polisi juga mengamankan rekening berisi Rp1 miliar dari lantai 12.
Kini dua loket Direktorat Perhubungan Laut di lantai enam Gedung Karya, Kementerian Perhubungan, telah disegel. Loket ini digunakan untuk mengurus permohonan buku pelaut dan berbagai perizinan perkapalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)