medcom.id, Jakarta: Bisnis penjualan obat-obatan di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, tengah menurun. Gencarnya pengawasan aparat kepolisian membuat para calo obat kini selektif memilih pelanggan.
Sebelum terbongkarnya penjualan obat palsu, ilegal, serta kedaluwarsa, para calo obat bisa dengan mudah ditemui di setiap sudut gedung berlantai empat ini. Kepada pelanggan, mereka menjanjikan bisa menyediakan berbagai macam kebutuhan obat yang diinginkan.
Pengalaman tersebut diungkap Kepala PD Pasar Pramuka Ajie Ruslan. Sales atau calo obat yang berkeliaran di pasar yang berdiri sejak 1975 ini penampilannya tak jauh berbeda seperti pengunjung biasa.
"Biasanya di tangga depan, ada pelanggan yang duduk lalu ditawari obat. Dia (calo) tidak punya toko, saya tidak tau juga mereka dari mana," kata Ajie kepada Metrotvnews.com saat ditemui dikantornya, Kamis (15/9/2016).
Ajie bilang, tidak sulit menemui calo obat di Pasar Pramuka. Pelanggan hanya cukup memasang tingkah bingung, para calo obat pun lantas memburu.
"Gampang cari calo. Saya saja cuman mau liat-liat gedung yang kelihatan kotor, saya malah ditawari, 'mau obat apa pak, bisa dicarikan'. Tidak tau mereka siapa saya," kata pria yang baru menjabat sejak enam bulan yang lalu ini.
Namun, Ajie tak bisa berbuat banyak. Meski mengetahui, dirinya tak bisa langsung menindak secara hukum calo tersebut. "Kita tetap lakukan pembinaan dan penyuluhan," ujarnya.
Namun, kata Ajie, setelah kasus tersebut terbongkar, keberadaan calo obat saat ini sulit untuk ditemui. Mereka kini selektif memilih pelanggan.
"Sekarang lagi tiarap dulu mereka. Mungkin lagi gencar-gencarnya pengawasan, saya juga lagi taruh orang di lapangan," kata Ajie.
Calo obat tak semestinya berada di Pasar Pramuka. Menurut Ajie, saat ini merupakan momentum untuk memberantas seluruh oknum yang berkaitan dengan penjualan obat ilegal, palsu, dan kadaluarsa.
"Orang sangkanya beli di toko obat. Keberadaan dia (calo) bikin nama Pasar Pramuka jelek. Itu yang mau kita berantas. Kita gandeng satu atap dengan BPOM, Kepolisian, Satpol PP dan Babinsa," tuturnya.
Ajie mengharapkan dukungan dari masyarakat. Masyarakat, kata Ajie, tak perlu takut untuk melapor bilamana terjadi situasi mencurigakan di Pasar Pramuka.
"Semua pedagang di sini takut sama saya. Kalu ada apa-apa lapor saja sama saya," ujarnya.
medcom.id, Jakarta: Bisnis penjualan obat-obatan di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, tengah menurun. Gencarnya pengawasan aparat kepolisian membuat para calo obat kini selektif memilih pelanggan.
Sebelum terbongkarnya penjualan obat palsu, ilegal, serta kedaluwarsa, para calo obat bisa dengan mudah ditemui di setiap sudut gedung berlantai empat ini. Kepada pelanggan, mereka menjanjikan bisa menyediakan berbagai macam kebutuhan obat yang diinginkan.
Pengalaman tersebut diungkap Kepala PD Pasar Pramuka Ajie Ruslan. Sales atau calo obat yang berkeliaran di pasar yang berdiri sejak 1975 ini penampilannya tak jauh berbeda seperti pengunjung biasa.
"Biasanya di tangga depan, ada pelanggan yang duduk lalu ditawari obat. Dia (calo) tidak punya toko, saya tidak tau juga mereka dari mana," kata Ajie kepada Metrotvnews.com saat ditemui dikantornya, Kamis (15/9/2016).
Ajie bilang, tidak sulit menemui calo obat di Pasar Pramuka. Pelanggan hanya cukup memasang tingkah bingung, para calo obat pun lantas memburu.
"Gampang cari calo. Saya saja cuman mau liat-liat gedung yang kelihatan kotor, saya malah ditawari, 'mau obat apa pak, bisa dicarikan'. Tidak tau mereka siapa saya," kata pria yang baru menjabat sejak enam bulan yang lalu ini.
Namun, Ajie tak bisa berbuat banyak. Meski mengetahui, dirinya tak bisa langsung menindak secara hukum calo tersebut. "Kita tetap lakukan pembinaan dan penyuluhan," ujarnya.
Namun, kata Ajie, setelah kasus tersebut terbongkar, keberadaan calo obat saat ini sulit untuk ditemui. Mereka kini selektif memilih pelanggan.
"Sekarang lagi tiarap dulu mereka. Mungkin lagi gencar-gencarnya pengawasan, saya juga lagi taruh orang di lapangan," kata Ajie.
Calo obat tak semestinya berada di Pasar Pramuka. Menurut Ajie, saat ini merupakan momentum untuk memberantas seluruh oknum yang berkaitan dengan penjualan obat ilegal, palsu, dan kadaluarsa.
"Orang sangkanya beli di toko obat. Keberadaan dia (calo) bikin nama Pasar Pramuka jelek. Itu yang mau kita berantas. Kita gandeng satu atap dengan BPOM, Kepolisian, Satpol PP dan Babinsa," tuturnya.
Ajie mengharapkan dukungan dari masyarakat. Masyarakat, kata Ajie, tak perlu takut untuk melapor bilamana terjadi situasi mencurigakan di Pasar Pramuka.
"Semua pedagang di sini takut sama saya. Kalu ada apa-apa lapor saja sama saya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)