medcom.id, Jakarta: Aktivis Perempuan sekaligus Ketua Majelis Kedaulatan RI (MKRI), Ratna Sarumpaet, kesal saat menyerahkan berkas pendaftaran seleksi calon pimpinan KPK. Kata dia, Pansel tidak serius melayani pendaftar.
Ratna mengungkapkan, dirinya sempat dibuat kesal oleh dua orang staf pansel KPK yang kerap tidak bisa menjawab pertanyaan pendaftar. "Pansel enggak serius, kayak kita mendaftar melamar PNS. Pansel hilang semua, enggak ada di tempat, cuma ada dua orang dan dua komputer. Tidak menjawab pertanyaan, mereka cuma bilang 'kami tampung aja dulu' gitu," ungkap Ratna kesal saat berbincang dengan Metrotvnews.com, Selasa (30/6/2015).
Tak hanya itu, wanita berusia berusia 65 tahun ini, juga mengkritisi lokasi pendaftaran di salah satu bagian Gedung Sekretariat Negara. Menurutnya, tempat pendaftaran yang berukuran 3 kali 3 meter itu tak kondusif.
"Ngeri loh, ini kan mencari pimpinan KPK, kelas satu, kok bisa tempat melamarnya kayak aku kuli bangunan daftar kerja di pabrik. Enggak banget lah," imbuhnya.
Bahkan, Ratna menuturkan dirinya sempat berdebat dengan anggota pansel terkait salah satu persyaratan. "Aku ngotot soal salah satu syarat, dia bilang kalau enggak ada ijazah ya gugur, ada yang harus pakai ijazah. Orang tahu dong jam terbang aku, bisa pidato di konferensi human right dunia, itu tidak didapat dari sekolah," kesalnya.
Namun akhirnya berkas miliknya diterima panitia. "Berkasnya diterima, kalau enggak bisa marah nanti aku, bisa aku acak-acak itu. Intinya aku bete," tutup Ratna terkekeh.
medcom.id, Jakarta: Aktivis Perempuan sekaligus Ketua Majelis Kedaulatan RI (MKRI), Ratna Sarumpaet, kesal saat menyerahkan berkas pendaftaran seleksi calon pimpinan KPK. Kata dia, Pansel tidak serius melayani pendaftar.
Ratna mengungkapkan, dirinya sempat dibuat kesal oleh dua orang staf pansel KPK yang kerap tidak bisa menjawab pertanyaan pendaftar. "Pansel enggak serius, kayak kita mendaftar melamar PNS. Pansel hilang semua, enggak ada di tempat, cuma ada dua orang dan dua komputer. Tidak menjawab pertanyaan, mereka cuma bilang 'kami tampung aja dulu' gitu," ungkap Ratna kesal saat berbincang dengan
Metrotvnews.com, Selasa (30/6/2015).
Tak hanya itu, wanita berusia berusia 65 tahun ini, juga mengkritisi lokasi pendaftaran di salah satu bagian Gedung Sekretariat Negara. Menurutnya, tempat pendaftaran yang berukuran 3 kali 3 meter itu tak kondusif.
"Ngeri
loh, ini kan mencari pimpinan KPK, kelas satu, kok bisa tempat melamarnya kayak aku kuli bangunan daftar kerja di pabrik. Enggak banget lah," imbuhnya.
Bahkan, Ratna menuturkan dirinya sempat berdebat dengan anggota pansel terkait salah satu persyaratan. "Aku ngotot soal salah satu syarat, dia bilang kalau enggak ada ijazah ya gugur, ada yang harus pakai ijazah. Orang tahu dong jam terbang aku, bisa pidato di konferensi human right dunia, itu tidak didapat dari sekolah," kesalnya.
Namun akhirnya berkas miliknya diterima panitia. "Berkasnya diterima, kalau enggak bisa marah nanti aku, bisa aku acak-acak itu. Intinya aku bete," tutup Ratna terkekeh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)