Mantan Deputi Informasi, Hukum, dan Kerja Sama Bakamla Eko Susilo Hadi bersiap menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Selasa (14/3/2017). Foto: Antara/Wahyu Putro A
Mantan Deputi Informasi, Hukum, dan Kerja Sama Bakamla Eko Susilo Hadi bersiap menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Selasa (14/3/2017). Foto: Antara/Wahyu Putro A

Eko Siap Bongkar Peran Pejabat Bakamla Lain

Surya Perkasa • 14 Maret 2017 12:16
medcom.id, Jakarta: Beberapa nama pejabat Badan Keamaan Laut (Bakamla) disebut berperan dalam kasus korupsi monitoring satelit di lembaga tersebut. Eko Susilo Hadi yang kini menjadi tersangka dan tengah ditahan KPK menyatakan siap memembongkar semua fakta.
 
"Kita siap jadi justice collaborator. Semua yang diketahui, itu akan diungkap," kata pengacara Eko, Soesilo Aribowo, di Gedung KPK, Jakarta, Selasa 14 Maret 2017.
 
Soesilo mengaku belum dapat berbicara banyak soal fakta yang terungkap dalam Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta tersebut. Namun, dia menegaskan, fakta-fakta yang diketahui oleh Eko saat menjabat Deputi bidang Informasi Hukum dan Kerja sama Bakamla merangkap pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Utama (Sestama) Bakamla akan disampaikan ke penyidik.

"Sepanjang itu diketahui olehnya," kata pria yang juga menangani Ng Fenny dalam kasus suap Patrialis Akbar tersebut.
 
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) Arie Soedewo meminta jatah 7,5 persen dari pengadaan monitoring satellite. Permintaan dilayangkan pada pemenang lelang, PT Melati Technofo Indonesia.
 
Hal ini terungkap dalam surat dakwaan Hardy Stefanus, anak buah Fahmi Darmawansyah. Fahmi adalah pemilik PT Technofo Indonesia.
 
(Baca juga: Kepala Bakamla Minta 7,5 Persen dari Pengadaan Monitoring Satellite)
 
Arie Soedewo menyampaikan jatah 15 persen dari nilai pengadaan, Bakamla mendapat jatah 7,5 persen. Dan akan diberikan lebih dulu 2 persen.
 
Dalam dakwaan disebutkan, Arie Soedewo meminta Eko Susilo Hadi menghubungi terdakwa dan Muhammad Adami Okta (anak buah Fahmi) untuk menyampaikan jika pemberian sebesar 2 persen diberikan kepada Eko Susilo Hadi.
 
Saat datang ke kantor Bakamla pada 9 November 2016, Adami mendapat permintaan mengenai bagian 7,5 persen dari Eko. Adami pun berjanji akan memberikan 2 persen lebih dulu.
 
Eko juga meminta bantuan operasional sebesar 10 ribu dolar AS dan 10 ribu Euro. Fahmi kemudian memerintahkan untuk disiapkan dulu 2 persen dari Rp222,438 miliar yaitu Rp4,44 miliar dikurangi uang operasional untuk Eko sehingga menjadi Rp278,6 miliar. Dan sisa untuk Bakamla adalah sebesar Rp4,161 miliar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan