Komnas HAM Temukan Persoalan Mendasar dalam Kasus Kanjuruhan

Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menjelaskan banyak persoalan mendasar dan struktural yang ikut berkontribusi dalam tragedi kemanusiaan Kanjuruhan. Salah satunya pihak match commisioner atau pengawas pertandingan yang tidak paham aturan pelarangan gas air mata masuk ke dalam stadion. "Ini problemnya sangat mendasar makanya momentum tragedi kemanusiaan Kanjuruhan harus menjadi momentum yang sangat mendasar soal tata kelola sepak bola kita dan penghormatan pada hak asasi manusia," ujar komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam konferensi pers di Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu, 19 Oktober 2022. Komnas HAM telah memeriksa pengawas pertandingan baik dari Arema FC dan Persebaya. Mereka mengaku menyaksikan sejumlah personel polisi membawa barang-barang yang dilarang FIFA, seperti gas air mata. "Pertanyaannya kenapa kok enggak dilaporkan, dia (match commisioner) juga bingung karena perangkatnya (untuk melaporkan) enggak ada," ungkapnya.   Kemudian, Komnas HAM mendalami perjanjian kerjasama antara PSSI dengan Polri terkait pengamanan pertandiangan sepak bola. Dalam dokumen tersebut tidak mengatur barang-barang yang dilarang atau diperbolehkan oleh FIFA. "Misalnya ya, kalau kita ikutin aturannya PSSI, 'oh ini enggak boleh loh pakai helm', 'oh ini enggak boleh loh pakai tameng', 'oh ini enggak boleh loh bawa gas air mata' misalnya begitu, itu enggak ada penjelasan, makanya itu masuk di sana (ke Stadion Kanjuruhan)," tuturnya. Ia menekankan unsur pengamanan menjadi akar yang tengah di didalami. Sebab, menunjukkan bagaimana tragedi kemanusian Kanjuruhan terjadi.