Ahli Patologi Forensik Unversitas Indonesia Djaja Surja Atmadja. Foto: Sigid Kurniawan/Antara.
Ahli Patologi Forensik Unversitas Indonesia Djaja Surja Atmadja. Foto: Sigid Kurniawan/Antara.

Ahli Patologi Akui Sianida Bisa Membunuh Manusia

Arga sumantri • 07 September 2016 21:58
medcom.id, Jakarta: Ahli Patologi Forensik Universitas Indonesia, Djaja Surya Atmadja menyebut 84 persen orang di Indonesia bisa mencium sianida. Angka itu didapat dari hasil penelitiannya pada 1992-1995.
 
Ketika itu, Dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo itu menyurvei 322 orang di Indonesia untuk mencari frekuensi gen yang bisa mencium bau sianida. Singkat kata, hasil penelitiannya menyebutkan seseorang bisa mencium sianida dengan kadar 1 miligram per liter.
 
"Jumlah itu bisa dicium sama orang yang ada gen-nya. Saya salah satu termasuk yang bisa mencium sianida," kata Djaja di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2016).

Dosen di Universitas Indonesia dan Atma Jaya itu juga pernah melakukan eksperimen terhadap para mahasiswanya. Dia mencoba dengan sianida jumlahnya 10 miligram per liter. Walhasil, mahasiwa Djaja menjadi teler dalam satu ruangan itu.
 
"Tapi saya tidak khawatir karena itu masih bisa di netralisir," kata dia.
 
Apa yang ingin dijelaskan Djaja berkaitan dengan kasus meninggalnya Mirna?
 
Mula-mula dia menjelaskan kalau sianida bisa membunuh seseorang jika dalam tubuhnya terdapat sekitar 150 miligram per liter zat sianida. Ketika diperiksa di Unit Gawat Darurat (UGD), dokter yang memeriksa pun bakal mudah mencium baunya. Malah, bisa-bisa, jika tidak siap, sang dokter yang jadi tumbang.
 
"10 miligram saja bisa bikin orang teler. Banyak dokter UGD bisa jatuh di situ karena racun. Kalau memang ada (sianida) baunya pasti kecium," kata Djaja.
 
Ahli Patologi Akui Sianida Bisa Membunuh Manusia
Jaksa menyiapkan barang bukti kopi Vietnam dalam sidang lanjutan kasus kematian Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Rabu (3/8) - ANT/Rosa Panggabean.
 
Dalam standar yang tercantum dari dinas kesehatan, Djaja menyebut takaran maksimal kemampuan seseorang mencium sianida hanya sampai 5 miligram per liter. Hasil penelitian Djaja malah menyebut batas amannya, 2-3 miligram.
 
Pengacara Jessica Otto Hasibuan lantas menunjukkan barang bukti yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Polisi menjadikan sisa cairan es kopi Vietnam yang diseruput Wayan Mirna sebagai barang bukti I dan II. Dalam BAP dijelaskan, kalau barang bukti sisa es kopi terdapat masing-masing 7400 miligram dan 7900 miligram sianida yang ada di gelas kopi Mirna.
 
"Kalau benar jumlahnya 7000 sekian, dalam radius 500 meter orangnya pada pingsan semua pak.Karena saya sendiri dalam penelitian saya, 10 miligram bisa bikin mahasiswa saya teler," beber Djaja.
 
Buat membuktikan kebenarannya, Otto menantang Djaja buat mengujinya di ruang sidang. Tapi, Djaja sangat tidak menyarankan hal itu diuji di muka umum.
 
"Bahaya pak. Enzim Rodanase kita enggak cukup kuat. Saya penelitian saja pakai 2 sampai 3 miligram," pungkas Djaja.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan