medcom.id, Jakarta: Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri mengakui pihaknya menilik kasus kelangkaan garam di Tanah Air. Polisi bahkan mulai memetakan persoalan yang menjadi sorotan Kementerian Kelatutan dan Perikanan itu.
"Kita sudah tahu peta pergerakan pergaraman sementara pelanggaran dan kejahatannya setelah kita punya bukti kita akan tunjukkan," kata Direktur Tipideksus Brigjen Agung Setya kepada Metrotvnews.com di kantornya, Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu 2 Juli 2017.
Jenderal bintang satu ini juga tak menampik sudah mendapat informasi dari intelijen terkait langkanya persediaan garam. Namun, informasi itu perlu dikaji lebih akurat.
"Intelijen is underground. Tidak bisa diungkap karena salah dikasih tahu tanpa ada faktanya," ujar Agung.
Dia mengatakan, hal yang penting dikaji dari permasalahan itu ialah seberapa jauh pengusaha mengikuti aturan hukum yang tercantum pada peraturan menteri perdagangan (Permendag).
Agung berjanji bakal menyampaikan semua temuan dari hasil pemetaan. Mereka juga bakal mengumumkan ke publik adanya kartel yang bermain pada masalah kelangkaan garam.
"Intelijen ekonomi juga bekerja. Sejauh mana sih masalah pergaraman ini? Kita juga sudah bekerja.Tapi kalau sudah menemukan unsur kejahatan saya pasti sampaikan, tapi kalau belum ada bukti ya enggak bisa saya ngomong," jelas Agung.
Kelangkaan persediaan garam menjadi polemik baru di Indonesia. Pemerintah bersama Kementerian KP dan lembaga terkait berupaya mencari tahu penyebab stok garam langka.
Baru-baru ini, Menteri KP Susi Pudjiastuti menyampaikan pernyataan mengejutkan. Dia menyebut ada tujuh mafia atau kartel yang bermain dalam permasalahan garam.
Menurut dia, tujuh kartel dengan sebutan 'Tujuh Samurai' itu mengatur dan memainkan persediaan garam di Indonesia. Namun, dia tak menyebut gamblang siapa 'Tujuh Samurai' yang dimaksud.
medcom.id, Jakarta: Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri mengakui pihaknya menilik kasus kelangkaan garam di Tanah Air. Polisi bahkan mulai memetakan persoalan yang menjadi sorotan Kementerian Kelatutan dan Perikanan itu.
"Kita sudah tahu peta pergerakan pergaraman sementara pelanggaran dan kejahatannya setelah kita punya bukti kita akan tunjukkan," kata Direktur Tipideksus Brigjen Agung Setya kepada
Metrotvnews.com di kantornya, Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu 2 Juli 2017.
Jenderal bintang satu ini juga tak menampik sudah mendapat informasi dari intelijen terkait langkanya persediaan garam. Namun, informasi itu perlu dikaji lebih akurat.
"Intelijen is underground. Tidak bisa diungkap karena salah dikasih tahu tanpa ada faktanya," ujar Agung.
Dia mengatakan, hal yang penting dikaji dari permasalahan itu ialah seberapa jauh pengusaha mengikuti aturan hukum yang tercantum pada peraturan menteri perdagangan (Permendag).
Agung berjanji bakal menyampaikan semua temuan dari hasil pemetaan. Mereka juga bakal mengumumkan ke publik adanya kartel yang bermain pada masalah kelangkaan garam.
"Intelijen ekonomi juga bekerja. Sejauh mana sih masalah pergaraman ini? Kita juga sudah bekerja.Tapi kalau sudah menemukan unsur kejahatan saya pasti sampaikan, tapi kalau belum ada bukti ya enggak bisa saya ngomong," jelas Agung.
Kelangkaan persediaan garam menjadi polemik baru di Indonesia. Pemerintah bersama Kementerian KP dan lembaga terkait berupaya mencari tahu penyebab stok garam langka.
Baru-baru ini, Menteri KP Susi Pudjiastuti menyampaikan pernyataan mengejutkan. Dia menyebut ada tujuh mafia atau kartel yang bermain dalam permasalahan garam.
Menurut dia, tujuh kartel dengan sebutan 'Tujuh Samurai' itu mengatur dan memainkan persediaan garam di Indonesia. Namun, dia tak menyebut gamblang siapa 'Tujuh Samurai' yang dimaksud.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)