Direktur Penyidikan KPK Brigjen Pol Aris Budiman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/8/2017). Foto: Antara/Rivan Awal Lingga.
Direktur Penyidikan KPK Brigjen Pol Aris Budiman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/8/2017). Foto: Antara/Rivan Awal Lingga.

Brigjen Aris: Email Novel Beredar Sampai ke Kejagung

Juven Martua Sitompul • 08 September 2017 08:44
medcom.id, Jakarta: Penyidik KPK Novel Baswedan tengah tersandung sejumlah laporan di kepolisian. Penyidik senior itu dilaporkan ke polisi karena dianggap telah mencemarkan nama naik Direktur Penyidikan KPK Aris Budiman melalui surat elektronik (email).
 
Email tersebut menyebar ke puluhan orang internal dan luar internal KPK. "30 sampai 40-an termasuk wadah pegawai. Dan saya yakin sudah menyebar kemana-mana karena kolega saya pak Dirtut mengatakan sudah beredar juga ke Kejaksaan Agung (Kejagung)," kata Direktur Penyidikan KPK Brigjen Aris Budiman kepada wartawan, Jakarta, Kamis 7 September 2017.    
 
Aris menjelaskan, isi email yang dikirim Novel menyudutkan bahkan merendahkan jabatannya sebagai Dirdik KPK. Dia berjanji akan membuka keseluruhan isi email Novel dalam pengadilan.

"Seperti yang saya bilang itu, tidak berintegritas. Kemudian direktur terburuk sepanjang sejarah KPK, kemudian melanggar perform dan sebagainya. Secara keseluruhan nanti akan dibuka dari pengadilan," ucapnya.
 
Baca: Brigjen Aris juga Melaporkan Seseorang Terkait Berita di Media Massa
 
Selain Novel, sejumlah media juga ikut terseret dalam laporan Aris. Namun hal itu dibantah Aris. Menurut dia, laporan yang dilayangkannya ke pihak kepolisian adalah pernyataan narasumber dalam pemberitaan tersebut.
 
"Seperti sudah langsung menyebut nama saya menerima dan sebagainya. Di pansus pun sudah saya katakan, saya tidak pernah bertemu dengan anggota DPR, saya tidak kenal dengan satu pun anggota DPR, dan saya tidak pernah meminta (Rp2 miliar) itu," timpalnya.
 
Tak hanya itu, Aris juga membantah isi rekaman yang menjadi fakta persidangan. Dalam rekaman itu bukan Miryam S Haryani melainkan Novel lah yang menyebut nama Aris.
 
"Itu kan tidak ada sebutan nama, tidak ada penyebutan nama di situ, justru ada rekaman sebelum-sebelumnya itu, justru penyidik (Novel) yang menyebut nama saya," ucap dia.
 
Kekesalan Aris memuncak setelah Novel mengirimkan email bernada merendahkannya ke sejumlah pihak di internal KPK. "Pimpinan lima orang, Sekjen, Deputi, Kepala Biro Hukum kalau enggak salah yah," beber dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan