Jakarta: Polri mengeklaim bukan menolak laporan keluarga korban tragedi Kanjuruhan. Hal itu merespons klaim perwakilan keluarga korban.
"Bukan penolakan tapi karena kasus ini masih berjalan," kata Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Ahmad Ramadhan di Gedung Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 11 April 2023.
Ahmad mengatakan sejumlah keluarga korban kerusuhan di Kanjuruhan menyambangi Bareskrim Polri pada Senin, 10 April 2023 bersama pengacara. Mereka membuat laporan polisi terkait dugaan tindak pidana kekerasan terhadap anak.
Lantas, petugas piket Direktorat Tindak Pidana Hukum Bareskrim Polri melakukan konsultasi dengan keluarga korban. Petugas piket akhirnya tidak memberikan rekomendasi penerbitan laporan polisi.
"Karena proses hukum masih berjalan atau kasasi," jelas Ahmad.
Ahmad menyebut kasus Kanjuruhan belum inkrah atau belum berkekuatan hukum tetap. Sehingga, petugas piket tidak merekomendasikan penerbitan tersebut.
Perwakilan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan kembali mendatangi Bareskrim Polri untuk mengajukan laporan baru terkait perlindungan anak, karena 44 dari 135 korban meninggal dunia terdiri atas perempuan dan anak. Namun, laporan tersebut ditolak oleh penyidik.
Staf Hukum Kontras selaku perwakilan keluarga korban, Muhammad Yahya, menyebut penanganan kasus Tragedi Kanjuruhan yang telah berakhir di persidangan tidak menerapkan pasal perlindungan anak, hanya menggunakan Pasal 359 dan 360 mengenai kealpaan yang mengakibatkan kematian.
"Di sini niatnya kami ingin membuat laporan baru mengenai hal tadi, cuma sayangnya setelah berdiskusi panjang lebar dan alot dengan pihak kepolisian, dari SPKT juga itu menolak laporan yang kami ajukan,” kata Yahya di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin, 10 April 2023.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Polri mengeklaim bukan menolak laporan keluarga korban
tragedi Kanjuruhan. Hal itu merespons klaim perwakilan keluarga korban.
"Bukan penolakan tapi karena kasus ini masih berjalan," kata Karo Penmas Mabes
Polri Brigjen Ahmad Ramadhan di Gedung Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 11 April 2023.
Ahmad mengatakan sejumlah keluarga korban kerusuhan di
Kanjuruhan menyambangi Bareskrim Polri pada Senin, 10 April 2023 bersama pengacara. Mereka membuat laporan polisi terkait dugaan tindak pidana kekerasan terhadap anak.
Lantas, petugas piket Direktorat Tindak Pidana Hukum Bareskrim Polri melakukan konsultasi dengan keluarga korban. Petugas piket akhirnya tidak memberikan rekomendasi penerbitan laporan polisi.
"Karena proses hukum masih berjalan atau kasasi," jelas Ahmad.
Ahmad menyebut kasus Kanjuruhan belum inkrah atau belum berkekuatan hukum tetap. Sehingga, petugas piket tidak merekomendasikan penerbitan tersebut.
Perwakilan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan kembali mendatangi Bareskrim Polri untuk mengajukan laporan baru terkait perlindungan anak, karena 44 dari 135 korban meninggal dunia terdiri atas perempuan dan anak. Namun, laporan tersebut ditolak oleh penyidik.
Staf Hukum Kontras selaku perwakilan keluarga korban, Muhammad Yahya, menyebut penanganan kasus Tragedi Kanjuruhan yang telah berakhir di persidangan tidak menerapkan pasal perlindungan anak, hanya menggunakan Pasal 359 dan 360 mengenai kealpaan yang mengakibatkan kematian.
"Di sini niatnya kami ingin membuat laporan baru mengenai hal tadi, cuma sayangnya setelah berdiskusi panjang lebar dan alot dengan pihak kepolisian, dari SPKT juga itu menolak laporan yang kami ajukan,” kata Yahya di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin, 10 April 2023.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)
