Jakarta: Polri didesak mengungkap pabrik narkoba di seluruh daerah. Desakan tersebut disampaikan usai Satres Narkoba Polres Bogor berhasil mengungkap sindikat produsen tembakau sintetis di wilayah Kota Tangerang Selatan, Banten.
"Keberadaan pabrik narkoba ini harus masuk agenda pemantauan khusus, karena lagi marak sekali. Kemarin sempat ada di Bali, Medan, dan sekarang di Tangerang. Kota-kota besar semua, khawatir menargetkan masyarakat luas. Jadi wajib dilacak jaringannya, besar kemungkinan mereka terafiliasi satu sama lain,” kata Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni melalui keterangan tertulis, Kamis, 20 Juni 2024.
Bendahara Umum (Bendum) DPP Partai NasDem itu khawatir jika pabrik-pabrik narkoba ini turut meningkatkan jumlah pengguna narkoba di Tanah Air. Dia meminta Polri melakukan penyisiran secara masif dengan melibatkan masyarakat.
"Jadi dalam hal ini, Polri bisa libatkan masyarakat untuk endus keberadaan mereka. Masyarakatnya juga wajib proaktif melapor jika tahu. Gandeng Ketua RT/RW setempat, suruh mereka pantau kalau ada dugaan aktivitas terlarang di lingkungannya. Semakin cepat informasinya masuk, semakin cepat bisa kita bertindak,” ungkap dia.
Sahroni tak ingin pabrik narkoba menjamur di Indonesia. Padahal, Indonesia telah berupaya menutup pintu masuk barang haram tersebut dari luar.
“Repot nanti, kita sudah perketat penjagaan di perbatasan, malah di dalam negerinya kecolongan," sebut dia.
Sahroni mengingatkan Polri tidak segan untuk bertindak tegas dalam meringkus hingga menjerat hukuman kepada para pelaku. Hal itu dinilai sebagai peringatan karena Indonesia tidak kompromi dengan narkoba.
“Tindak tegas saja pokoknya, kalau melawan di tempat, silahkan lakukan tembakan terukur. Biar jangan sampai muncul bandar-bandar baru di dalam negeri,” ujar dia.
Selain itu, dia mengapresiasi kinerja Polres Bogor yang berhasil mengungkap pabrik sindikat produsen tembakau sintetis. Kinerja tersebut layak diberikan penghargaan.
“Apresiasi Polda Jabar, dalam hal ini dilakukan oleh Polres Bogor, yang berhasil mengungkap pabrik narkoba," ujar dia.
Sebelumnya, Satres Narkoba Polres Bogor berhasil mengungkap sindikat produsen tembakau sintetis di wilayah Kota Tangerang Selatan, Banten. Dalam pengungkapan ini, polisi menangkap delapan pelaku pembuat dan pengedar narkotika.
Wakapolres Bogor Kompol Adhimas Sriyono Putra mengatakan para pengedar ini umumnya berprofesi sebagai karyawan swasta dan pengangguran. Mereka kerap berpindah-pindah dan sudah beroperasi selama 4 bulan. Omset pabrik tersebut sampai Rp4 miliar.
Jakarta:
Polri didesak mengungkap pabrik narkoba di seluruh daerah. Desakan tersebut disampaikan usai Satres Narkoba Polres Bogor berhasil mengungkap sindikat produsen tembakau sintetis di wilayah Kota Tangerang Selatan, Banten.
"Keberadaan pabrik
narkoba ini harus masuk agenda pemantauan khusus, karena lagi marak sekali. Kemarin sempat ada di Bali, Medan, dan sekarang di Tangerang. Kota-kota besar semua, khawatir menargetkan masyarakat luas. Jadi wajib dilacak jaringannya, besar kemungkinan mereka terafiliasi satu sama lain,” kata Wakil Ketua
Komisi III DPR Ahmad Sahroni melalui keterangan tertulis, Kamis, 20 Juni 2024.
Bendahara Umum (Bendum) DPP
Partai NasDem itu khawatir jika pabrik-pabrik
narkoba ini turut meningkatkan jumlah pengguna narkoba di Tanah Air. Dia meminta Polri melakukan penyisiran secara masif dengan melibatkan masyarakat.
"Jadi dalam hal ini, Polri bisa libatkan masyarakat untuk endus keberadaan mereka. Masyarakatnya juga wajib proaktif melapor jika tahu. Gandeng Ketua RT/RW setempat, suruh mereka pantau kalau ada dugaan aktivitas terlarang di lingkungannya. Semakin cepat informasinya masuk, semakin cepat bisa kita bertindak,” ungkap dia.
Sahroni tak ingin pabrik narkoba menjamur di Indonesia. Padahal, Indonesia telah berupaya menutup pintu masuk barang haram tersebut dari luar.
“Repot nanti, kita sudah perketat penjagaan di perbatasan, malah di dalam negerinya kecolongan," sebut dia.
Sahroni mengingatkan Polri tidak segan untuk bertindak tegas dalam meringkus hingga menjerat hukuman kepada para pelaku. Hal itu dinilai sebagai peringatan karena Indonesia tidak kompromi dengan narkoba.
“Tindak tegas saja pokoknya, kalau melawan di tempat, silahkan lakukan tembakan terukur. Biar jangan sampai muncul bandar-bandar baru di dalam negeri,” ujar dia.
Selain itu, dia mengapresiasi kinerja Polres Bogor yang berhasil mengungkap pabrik sindikat produsen tembakau sintetis. Kinerja tersebut layak diberikan penghargaan.
“Apresiasi Polda Jabar, dalam hal ini dilakukan oleh Polres Bogor, yang berhasil mengungkap pabrik narkoba," ujar dia.
Sebelumnya, Satres Narkoba Polres Bogor berhasil mengungkap sindikat produsen tembakau sintetis di wilayah Kota Tangerang Selatan, Banten. Dalam pengungkapan ini, polisi menangkap delapan pelaku pembuat dan pengedar narkotika.
Wakapolres Bogor Kompol Adhimas Sriyono Putra mengatakan para pengedar ini umumnya berprofesi sebagai karyawan swasta dan pengangguran. Mereka kerap berpindah-pindah dan sudah beroperasi selama 4 bulan. Omset pabrik tersebut sampai Rp4 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)