medcom.id, Jakarta: Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud M.D. angkat bicara soal rotasi Kabereskrim Komjen Pol Budi Waseso dengan Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Anang Iskandar. Dia berharap, Bareskrim tetap 'buas' setelah ditinggal Buwas.
Mahfud menuturkan, rotasi tak lepas dari gonjang-ganjing antara Kepolisian dengan Komisi Pemberantasan Korupsi soal penetapan tersangka Calon Kapolri Komjen Budi Gunawan beberapa waktu silam. Ketua KPK Abraham Samad, ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim.
"Kalau saya melihat dulu saya berpikir ketika KPK mengalami gonjang-ganjing dengan kasus Samad pascapenetapan tersangka Budi Gunawan, saya berharap lembaga lain seperti Polisi, Kejaksaan menjadi galak seperti KPK," kata Mahfud di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (4/9/2015).
Menurut dia, usai konflik tersebut, Bareskrim di bawah kepemimpinan Buwas sempat menjadi 'buas'. Bareskrim tak segan menangani kasus korupsi besar layaknya KPK. Namun, upaya keras Bareskrim justru berbenturan dengan pembangunan ekonomi yang dicanangkan pemerintah. Mahfud meminta pemerintah menentukan sikap dalam arah pembangunan, apakah hukum sebagai panglima, atau ekonomi.
"Lah itu problemnya. Ternyata sesudah mau galak berhadapan dengan masalah ekonomi, persoalan pembangunan ekonomi. Persoalannya sekarang, mau penegakan hukum atau pembangunan ekonomi. Nah ini adalah dilema," jelas dia.
Mantan Menteri Pertahanan ini menilai, pemerintah perlu memiliki perencanaan yang jelas dalam masalah ini. Pemerintah, kata dia, perlu menentukan pilihan.
"Apakah kita mau demi pembangunan ekonomi lalu masalah hukum dibiarkan? Saya berharap banyak sama Polri atas langkah-langkahnya selama ini. Lalu sekarang karena ada persoalan ekonomi jadi begini," papar dia.
Dia menegaskan, pemerintah harus memikirkan bagaimana perkembangan korupsi saat ini. Pasalnya, kejahatan luar biasa ini sudah semakin 'mematikan'.
"Kalau saya lihat berita korupsi dari kasus ke kasus itu mengerikan dan itu baru di KPK dan itu beberapa orang. Belum lagi yang di kejaksaan, kan banyak kasus juga. Ini yang harus disadari oleh kita semua, jangan sampai bangsa ini nanti hancur begitu saja karena korupsi," pungkas dia.
medcom.id, Jakarta: Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud M.D. angkat bicara soal rotasi Kabereskrim Komjen Pol Budi Waseso dengan Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Anang Iskandar. Dia berharap, Bareskrim tetap 'buas' setelah ditinggal Buwas.
Mahfud menuturkan, rotasi tak lepas dari gonjang-ganjing antara Kepolisian dengan Komisi Pemberantasan Korupsi soal penetapan tersangka Calon Kapolri Komjen Budi Gunawan beberapa waktu silam. Ketua KPK Abraham Samad, ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim.
"Kalau saya melihat dulu saya berpikir ketika KPK mengalami gonjang-ganjing dengan kasus Samad pascapenetapan tersangka Budi Gunawan, saya berharap lembaga lain seperti Polisi, Kejaksaan menjadi galak seperti KPK," kata Mahfud di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (4/9/2015).
Menurut dia, usai konflik tersebut, Bareskrim di bawah kepemimpinan Buwas sempat menjadi 'buas'. Bareskrim tak segan menangani kasus korupsi besar layaknya KPK. Namun, upaya keras Bareskrim justru berbenturan dengan pembangunan ekonomi yang dicanangkan pemerintah. Mahfud meminta pemerintah menentukan sikap dalam arah pembangunan, apakah hukum sebagai panglima, atau ekonomi.
"Lah itu problemnya. Ternyata sesudah mau galak berhadapan dengan masalah ekonomi, persoalan pembangunan ekonomi. Persoalannya sekarang, mau penegakan hukum atau pembangunan ekonomi. Nah ini adalah dilema," jelas dia.
Mantan Menteri Pertahanan ini menilai, pemerintah perlu memiliki perencanaan yang jelas dalam masalah ini. Pemerintah, kata dia, perlu menentukan pilihan.
"Apakah kita mau demi pembangunan ekonomi lalu masalah hukum dibiarkan? Saya berharap banyak sama Polri atas langkah-langkahnya selama ini. Lalu sekarang karena ada persoalan ekonomi jadi begini," papar dia.
Dia menegaskan, pemerintah harus memikirkan bagaimana perkembangan korupsi saat ini. Pasalnya, kejahatan luar biasa ini sudah semakin 'mematikan'.
"Kalau saya lihat berita korupsi dari kasus ke kasus itu mengerikan dan itu baru di KPK dan itu beberapa orang. Belum lagi yang di kejaksaan, kan banyak kasus juga. Ini yang harus disadari oleh kita semua, jangan sampai bangsa ini nanti hancur begitu saja karena korupsi," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)