medcom.id, Jakarta: Polisi menyebut AW, 21, tersangka perakit bom panci terpengaruh ajakan di media sosial. Dia mempraktikkan isi konten yang bermuatan radikal.
"Kegiatannya yang memicu dia untuk lebih mendalami melalui gadget handphone-nya di akun-akun? yang radikal," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa 11 Juli 2017.
Baca: Penyebab Bom Panci Bandung Masih Diselidiki
AW dinilai kurang cakap memproteksi diri. Akibatnya terkontaminasi konten di media sosial. Semestinya disikapi dengan kajian melalui referensi buku yang memadai.
"Itu yang perlu kita dalami bahwa sekarang ini banyak sekali, mohon maaf, masyarakat kita yang mempunyai pemahaman yang mungkin masih terbatas. Kemudian masuk ke akun-akun itu (radikal)," ujarnya.
Baca: Antisipasi Lone Wolf Masyarakat Diminta tak Cuek
Setyo menyatakan, AW yang masuk katagori pelaku teror lone wolf. Dia menganggap informasi yang diterima melalui telepon seluler tersebut benar.
Polisi kini tengah menyelidiki keterkaitan dalam aksi teror lainnya maupun indikasi paparan konten radikal. "Ditemukan ada beberapa barang bukti yang menyatakan bahwa dia adalah berbaiat, mendukung ISIS dan dia menyatakan diri sebagai bagian dari ansarud daulah (JAD) yang di Bandung," kata Setyo.
Bom panci meledak dari kamar kontrakan AW di wilayah Kampung Kubang Bereum, Kelurahan Sekejati, Kota Bandung pada Sabtu, 8 Juli 2017. Tim Puslabfor Mabes dan Inafis Polda Jabar telah menggelar olah TKP.
Polisi menyita paku, mur, baut, bagian dalam alat penanak nasi, hingga buku harian AW. Pelaku belajar merakit bom dari internet. Sedianya, bom akan diledakkan ke beberapa tempat.
medcom.id, Jakarta: Polisi menyebut AW, 21, tersangka perakit bom panci terpengaruh ajakan di media sosial. Dia mempraktikkan isi konten yang bermuatan radikal.
"Kegiatannya yang memicu dia untuk lebih mendalami melalui gadget
handphone-nya di akun-akun? yang radikal," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa 11 Juli 2017.
Baca: Penyebab Bom Panci Bandung Masih Diselidiki
AW dinilai kurang cakap memproteksi diri. Akibatnya terkontaminasi konten di media sosial. Semestinya disikapi dengan kajian melalui referensi buku yang memadai.
"Itu yang perlu kita dalami bahwa sekarang ini banyak sekali, mohon maaf, masyarakat kita yang mempunyai pemahaman yang mungkin masih terbatas. Kemudian masuk ke akun-akun itu (radikal)," ujarnya.
Baca: Antisipasi Lone Wolf Masyarakat Diminta tak Cuek
Setyo menyatakan, AW yang masuk katagori pelaku teror
lone wolf. Dia menganggap informasi yang diterima melalui telepon seluler tersebut benar.
Polisi kini tengah menyelidiki keterkaitan dalam aksi teror lainnya maupun indikasi paparan konten radikal. "Ditemukan ada beberapa barang bukti yang menyatakan bahwa dia adalah berbaiat, mendukung ISIS dan dia menyatakan diri sebagai bagian dari ansarud daulah (JAD) yang di Bandung," kata Setyo.
Bom panci meledak dari kamar kontrakan AW di wilayah Kampung Kubang Bereum, Kelurahan Sekejati, Kota Bandung pada Sabtu, 8 Juli 2017. Tim Puslabfor Mabes dan Inafis Polda Jabar telah menggelar olah TKP.
Polisi menyita paku, mur, baut, bagian dalam alat penanak nasi, hingga buku harian AW. Pelaku belajar merakit bom dari internet. Sedianya, bom akan diledakkan ke beberapa tempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)