Pegawai Dinas Kesehatan menunjukan dua botol vaksin Poliomyelitis Oral -- ANT/Jojon.
Pegawai Dinas Kesehatan menunjukan dua botol vaksin Poliomyelitis Oral -- ANT/Jojon.

Alur Vaksin Palsu Sampai ke Konsumen

Al Abrar • 14 Juli 2016 20:55
medcom.id, Jakarta: Menteri Kesehatan Nila Juwita Moeloek memaparkan bagaimana para tersangka membuat dan mendistribusikan vaksin palsu.
 
Dari data Kemenkes yang dipaparkan dalam rapat kerja dengan Komisi IX, awalnya ditemukan botol bekas dari Rumah Sakit Hermina di Bekasi, Rumah Sakit Betesda di Jogja yang dikumpulkan oleh Sugiyanti sebagai pengumpul botol bekas. Sementara RS Harapan Bunda di Jakarta Timur pengumpul botol bekas adalah Irna dan Enday. 
 
Dari Irna dan Enday lantas dibuatlah vaksin palsu oleh Agus Priyanto yang kemudian didistibusikan melalui distributor Thamrin. Thamrin kemudian menyuplai vaksin palsu itu ke Toko obat CV Azka Medical.

"Kemudian diperoleh bukti keterlibatan 14 RS dan 6 bidan, kata Nila saat rapat kerja dengan Komisi IX, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. Kamis (14/7/2016)
 
Irna dan Enday juga diketahui memasok botol vaksin kepada pembuat vaksin palsu Rita Agustina dan Hidayat. Dua orang ini kemudian menyuplai vaksin palsu kepada Mirza, Pius dan Sutarman untuk disitribusikan melalui apotik Ciledug dan Rawa Bening Jatinegara yang kemudian diketahui adal klinik dan RS yang terlibat dalam vaksi palsu.
 
Alur Vaksin Palsu Sampai ke Konsumen
Alur vaksin palsu. (dok/Kemenkes)
 
"Agus Priyanto ini pembuat dan distribusikan oleh Thamrin," ucap Nila.
 
Kemudian lanjut Nila, Distrubtor bernama Thamrin itulah yang menyalurkan obat melalui Toko obat CV Azka Medika.
 
"Diperoleh bukti keterlibatan 14 Rumah Sakit dan 6 bidan," kata Nila.
 
Sementara pengumpul botol vaksin dari Rumah Sakit Hermina di Bekasi dan Rumah Sakit Betesda di Yogja yang dikumpulkan oleh Sugiyanti diambil oleh pembuat vaksin palsu atas nama Nuraini, Syafrizal dan Iin Suliastri.
 
Nuraini kemudian mendistribusikan vaksin palsu kepada distributor bernama Ryan, pemilik Apotik Cahaya Medika.
 
"Telah diperoleh keterlibatan satu bidan," tambah Nila.
 
Untuk pembuat vaksin palsu atas nama Syafrizal dan Iin Sulastri, mereka berdua menyuplai vaksin palsu tersebut kepada Farid dan Seno melalui Apotik Ibnu Sina.
 
"Diperoleh juga bukti keterlibatan satu bidan," pungkas Nila. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan