Jakarta: Komisi Kepolisian Nasional (Kompolotan) mengapresiasi wujud ketegasan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Sikap orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu sebagai bentuk cambukan ke bawahannya.
"Pak Kapolri mengeluarkan pernyataan keras dan ini seharusnya menjadi cambuk tanda petik, bagi para pimpinan satuan kerja (satker Polri) dan satuan wilayah (satwil Polri)," kata anggota Kompolnas Poengky Indarti dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Ekor Tak Bersih, Kepala Dipotong', Minggu, 31 Oktober 2021.
Menurut Poengky, ketegasan Listyo menunjukkan bahwa pimpinan satker dan satwil Polri di daerah tidak bekerja cepat. Sehingga, kasus yang butuh respons Polri berlarut-larut hingga ramai dibicarakan di media sosial.
"Kemudian ujung-ujungnya Pak Kapolri yang ditodong oleh masyarakat," ujar Poengky.
Terlebih, kata Poengky, kasus yang menyeret oknum anggota polisi belakangan ramai dibicarakan publik. Proses dari oknum anggota polisi yang terjerat kasus mestinya bisa ditangani lebih cepat.
"Ketika prosesnya ini berjalan lambat atau bahkan tidak ada gerakan, masyarakat menjadi marah. Sebenarnya, kalau bisa diselesaikan oleh kepala satuan tidak perlu repot-repot harus Kapolri (turun tangan)," ucap Poengky.
Baca: Ketua DPR Minta Kapolri Tegas ke Anak Buah
Sebelumnya, Kapolri Listyo meminta anggotanya menjadi pemimpin yang kuat, menguasai lapangan, bergerak cepat, inovatif, responsif, serta peka terhadap perubahan situasi di lapangan. Sementara itu, pejabat utama diminta mengawasi anggota saat bertugas di lapangan.
"Menjadi teladan dan contoh bagi anggota sangat penting, ada pepatah 'ikan busuk mulai dari kepala.' Artinya, kalau kita ingin berubah maka jadilah teladan. Pimpinan harus di depan, baru di bawahnya juga menjadi lebih baik karena tidak mungkin kita memulai dengan yang baik kalau tidak dimulai dari diri kita sendiri," kata Listyo dalam arahannya yang diunggah akun Instagram Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Polri, Kamis, 28 Oktober 2021.
Jakarta: Komisi Kepolisian Nasional (Kompolotan) mengapresiasi wujud ketegasan Kapolri Jenderal
Listyo Sigit Prabowo. Sikap orang nomor satu di
Korps Bhayangkara itu sebagai bentuk cambukan ke bawahannya.
"Pak Kapolri mengeluarkan pernyataan keras dan ini seharusnya menjadi cambuk tanda petik, bagi para pimpinan satuan kerja (satker Polri) dan satuan wilayah (satwil Polri)," kata anggota Kompolnas Poengky Indarti dalam program
Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Ekor Tak Bersih, Kepala Dipotong', Minggu, 31 Oktober 2021.
Menurut Poengky, ketegasan Listyo menunjukkan bahwa pimpinan satker dan satwil Polri di daerah tidak bekerja cepat. Sehingga, kasus yang butuh respons Polri berlarut-larut hingga ramai dibicarakan di media sosial.
"Kemudian ujung-ujungnya Pak Kapolri yang ditodong oleh masyarakat," ujar Poengky.
Terlebih, kata Poengky, kasus yang menyeret oknum anggota
polisi belakangan ramai dibicarakan publik. Proses dari oknum anggota polisi yang terjerat kasus mestinya bisa ditangani lebih cepat.
"Ketika prosesnya ini berjalan lambat atau bahkan tidak ada gerakan, masyarakat menjadi marah. Sebenarnya, kalau bisa diselesaikan oleh kepala satuan tidak perlu repot-repot harus Kapolri (turun tangan)," ucap Poengky.
Baca:
Ketua DPR Minta Kapolri Tegas ke Anak Buah
Sebelumnya, Kapolri Listyo meminta anggotanya menjadi pemimpin yang kuat, menguasai lapangan, bergerak cepat, inovatif, responsif, serta peka terhadap perubahan situasi di lapangan. Sementara itu, pejabat utama diminta mengawasi anggota saat bertugas di lapangan.
"Menjadi teladan dan contoh bagi anggota sangat penting, ada pepatah 'ikan busuk mulai dari kepala.' Artinya, kalau kita ingin berubah maka jadilah teladan. Pimpinan harus di depan, baru di bawahnya juga menjadi lebih baik karena tidak mungkin kita memulai dengan yang baik kalau tidak dimulai dari diri kita sendiri," kata Listyo dalam arahannya yang diunggah akun Instagram Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Polri, Kamis, 28 Oktober 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)