Jakarta: Bulan suci Ramadan 1442 Hijriah sudah berakhir. Hari raya Idulfitri 1442 Hijriah menjadi petanda seluruh umat muslim mendapatkan kemenangan setelah sebulan menahan hawa nafsu.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berharap 'latihan' puasa menahan hawa nafsu selama Ramadan tidak dilupakan. Lembaga Antikorupsi ingin Idulfitri menjadi momentum memperkuat sikap antirasuah.
"Bulan suci Ramadan telah memberikan kepada kita untuk tidak melakukan praktik-praktik korupsi," kata Ketua KPK Firli Bahuri melalui keterangan video, Senin, 17 Mei 2021.
Baca: Penonaktifan 75 Pegawai KPK Demi Mencegah Implikasi Hukum
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata melihat banyak orang yang membalut diri dengan bahan terbaik saat Idulfitri. Dia meminta seluruh masyarakat ikut merajut kesucian dengan benang kesabaran dan dihiasi keikhlasan.
Di sisi lain, Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango meminta masyarakat tetap menjadi pribadi yang baik usai Ramadan dan Idulfitri. Dia berharap makna Ramadan dan Idulfitri tidak dilupakan.
"Kembali terlahir sebagai pribadi yang fitri, semoga menjadikan kita menjadi lebih baik di masa yang akan datang," ujar Nawawi.
Komisioner KPK Lili Pintauli Siregar menilai warga seakan terlahir kembali saat Idulfitri. Sementara itu, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron ingin makna Ramadan dan Idulfitri bisa diserap semua kalangan masyarakat.
"Ramadan boleh berlalu, semangat antikorupsi harus terus terjaga," ucap Ghufron.
Ketua Dewan Pengawas (Dewas) KPK Tumpak Hatorangan Panggabean juga berharap Lebaran dan Idulfitri memberikan manfaat besar. Masyarakat harus menjadi pribadi yang baik usai bulan suci.
"Semoga bulan suci Ramadan membawa sebesar-besarnya manfaat untuk kita dan memotivasi kita untuk mengalahkan hawa nafsu menuju kemenangan di hari yang fitri," tutur Tumpak.
Jakarta: Bulan suci
Ramadan 1442 Hijriah sudah berakhir. Hari raya Idulfitri 1442 Hijriah menjadi petanda seluruh umat muslim mendapatkan kemenangan setelah sebulan menahan hawa nafsu.
Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK) berharap 'latihan' puasa menahan hawa nafsu selama Ramadan tidak dilupakan. Lembaga Antikorupsi ingin Idulfitri menjadi momentum memperkuat sikap antirasuah.
"Bulan suci Ramadan telah memberikan kepada kita untuk tidak melakukan praktik-praktik korupsi," kata Ketua KPK Firli Bahuri melalui keterangan video, Senin, 17 Mei 2021.
Baca:
Penonaktifan 75 Pegawai KPK Demi Mencegah Implikasi Hukum
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata melihat banyak orang yang membalut diri dengan bahan terbaik saat Idulfitri. Dia meminta seluruh masyarakat ikut merajut kesucian dengan benang kesabaran dan dihiasi keikhlasan.
Di sisi lain, Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango meminta masyarakat tetap menjadi pribadi yang baik usai Ramadan dan Idulfitri. Dia berharap makna Ramadan dan Idulfitri tidak dilupakan.
"Kembali terlahir sebagai pribadi yang fitri, semoga menjadikan kita menjadi lebih baik di masa yang akan datang," ujar Nawawi.
Komisioner KPK Lili Pintauli Siregar menilai warga seakan terlahir kembali saat Idulfitri. Sementara itu, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron ingin makna Ramadan dan Idulfitri bisa diserap semua kalangan masyarakat.
"Ramadan boleh berlalu, semangat antikorupsi harus terus terjaga," ucap Ghufron.
Ketua Dewan Pengawas (Dewas) KPK Tumpak Hatorangan Panggabean juga berharap Lebaran dan Idulfitri memberikan manfaat besar. Masyarakat harus menjadi pribadi yang baik usai bulan suci.
"Semoga bulan suci Ramadan membawa sebesar-besarnya manfaat untuk kita dan memotivasi kita untuk mengalahkan hawa nafsu menuju kemenangan di hari yang fitri," tutur Tumpak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)
