Peserta pendidikan dan pelatihan bela negara Kementerian Pertahanan. Foto: MTVN/M Rodhi Aulia
Peserta pendidikan dan pelatihan bela negara Kementerian Pertahanan. Foto: MTVN/M Rodhi Aulia

Ini yang Diajarkan TNI untuk Peserta Bela Negara

M Rodhi Aulia • 31 Juli 2016 17:36
medcom.id, Bogor: Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Kementerian Pertahanan (Kemhan) mengajarkan tiga bidang studi dalam setiap diklat bela negara. Bidang studi dasar, inti dan pendukung.
 
Pertama bidang studi dasar. Para peserta diklat mempelajari wawasan kebangsaan. Mereka mendapatkan pemahaman empat pilar. Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
 
"Mereka juga belajar lingkungan dan strategi. Misalnya Pokemon Go bagaimana. Paling aktual itu kan Pokemon Go. Apakah berbahaya terhadap intelijen. Karena mereka dibekali ilmu intelijen dasar. Namanya, bahan pengumpulan keterangan (Bapulket)," kata Kepala Badiklat Kemhan Mayjen TNI Hartind Asrin kepada wartawan di Pusat Pelatihan Diklat Bela Negara, di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/7/2016).
 
Menurut Hartind, setiap warga negara Indonesia pada hakikatnya adalah insan Bapulket. Namun agar lebih matang, melalui diklat bela negara ini warga sipil dapat memiliki dan menggunakan kemampuan Bapulketnya.
 
"Dia harus bisa melihat suatu peristiwa. Apa langkah-langkah yang diberikannya (terhadap peristiwa itu). Apa yang disampaikannya. Bagaimana menerima informasi, itu diajarkan secara singkat dan diberikan teknik-tekniknya. Itu namanya intelijen dasar," ucap Hartind.
 
Dalam bidang studi dasar ini, peserta juga mendapat pengetahuan sejarah perjuangan bangsa dari periode ke periode. Kemudian, pelajaran baris-berbaris dan kepemimpinan yang berkarakter.
 
"Mereka kan calon pemimpin di lingkungan keluarga minimal dan lingkungan RT dan seterusnya," katanya.
 
Bidang studi kedua adalah pendidikan inti. Hartind memaparkan para peserta diklat mendapatkan pemahaman lima nilai bela negara. Yaitu cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai ideologi negara dan memiliki kemampuan awal bela negara.
 
Hartind mengatakan proses pemahaman itu berlangsung dua arah dalam kelas-kelas kecil yang dibentuk. Para peserta diminta pemahaman dan keyakinannya terhadap lima nila bela negara itu. Termasuk Pancasila.
 
"Kita diskusi. Bagaimana dia yakin bahwa Pancasila itu adalah satu-satunya ideologi di NKRI ini. Tidak ada tawar-menawar. Tidak ada ISIS dan seterusnya. Mereka diberikan pemahaman dan pengertian sampai terjadi dialog di antara mereka, menanya-nanyakan dan mengklarifikasi yang belum jelas," ucap dia.
 
Ini yang Diajarkan TNI untuk Peserta Bela Negara
Peserta pendidikan dan pelatihan bela negara Kementerian Pertahanan. Foto: MTVN/M Rodhi Aulia.
 
Di samping itu, para peserta juga mendapatkan pendidikan fisik dan nonfisik. Misalnya, peserta harus membudayakan olahraga agar selalu sehat. Sementara nonfisik, para peserta harus menjalankan ajaran agamanya masing-masing secara tekun.
 
"Terakhir, bidang studi pendukung. Kami mengajarkan mereka sebagai penyelenggara upacara 17 Agustus. Mereka harus mengerti tata cara upacara bendera. Diajarkan dan dipraktikkan," ucap Hartind.
 
Selain itu untuk menguji pemahaman mereka selama mengikuti pendidikan, diadakan Caraka Malam dengan sepuluh pos. Sebagai contoh mereka diuji kemampuan sebagai insan Bapulket ketika melihat suatu peristiwa agar mendapatkan tindakan selanjutnya dari aparat berwenang.
 
Dalam setiap perjalanan dari pos ke pos, mereka selalu diganggu. Baik dengan penampakan mayat, ular dan sebagainya. Hartind mengatakan mereka harus menyimpan 13 hingga 15 kata di benak mereka.
 
"Sampai pos terakhir ditanya, hampir rata-rata 50 persen mereka lupa. Karena diganggu. Ketemu mayat, ketemu ular. Pegang belut kayak ular. Akhirnya dia sampai di finish lupa semua. Paling tinggi nilainya 50," ujar Hartind.
 
Bagi Hartind semua ini adalah pembelajaran. Agar siapapun WNI siap melakukan bela negara. Karena kondisi dan situasi negara selalu berkembang dari waktu ke waktu.
 
"Bela negara itu harus betul-betul teruji. Seperti kami di TNI. Saya juga belajar yang sama waktu kami dapatkan materi pembentukan dasar militer. Mereka terkesan sekali dan terakhir membacakan puisi-puisi angkatan mereka pada saat api unggun," kata Hartind.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan