Jakarta: Ketua DPP Gerakan Nasional Antinarkotika (Granat) Asep Iwan Iriawan menyebut peredaran narkotika di Indonesia bukan hal yang main-main. Pengungkapan kasus dengan barang bukti berton-ton narkotika oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) dan pihak terkait menjadi buktinya.
Sayangnya keberhasilan BNN, kepolisian, dan pihak terkait dalam pengungkapan kasus narkotika sering kali tak didukung sistem penegakan hukum. Selalu ada saja oknum lapas, kejaksaan, sampai pengadilan yang membuat penegakan kasus narkotika tak membuat pelaku jera.
Asep bahkan menyebut saat BNN, Polri, sampai presiden begitu keras memerangi narkoba, oknum lapas yang bersinggungan langsung dengan terpidana justru menjadi perantara suburnya peredaran narkotika di dalam dan luar lapas.
"Mohon maaf, yang paling tidak komitmen (memberantas narkotika) itu oknum lapas," katanya, dalam Metro Pagi Primetime, Rabu 21 Februari 2018.
Menurut Asep, pengkhianat-pengkhianat inilah yang membuat komitmen pemerintah memberantas narkotika terhambat.
Mestinya, kata dia, ketika penyelidikan, penyidikan, penuntutan, sampai dengan vonis sudah berhasil dan tuntas, petugas lapas yang menjaga terpidana narkoba tidak lagi berulah dan ikut bermain di dalamnya.
"Selama oknum di bawah masih memperjualbelikan (kewenangannya), masih bermain, sia-sia apa yang dilakukan Polri, BNN, bahkan presiden. Bangsa ini akan hancur kalau banyak pengkhianat," ungkapnya.
"
Jakarta: Ketua DPP Gerakan Nasional Antinarkotika (Granat) Asep Iwan Iriawan menyebut peredaran narkotika di Indonesia bukan hal yang main-main. Pengungkapan kasus dengan barang bukti berton-ton narkotika oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) dan pihak terkait menjadi buktinya.
Sayangnya keberhasilan BNN, kepolisian, dan pihak terkait dalam pengungkapan kasus narkotika sering kali tak didukung sistem penegakan hukum. Selalu ada saja oknum lapas, kejaksaan, sampai pengadilan yang membuat penegakan kasus narkotika tak membuat pelaku jera.
Asep bahkan menyebut saat BNN, Polri, sampai presiden begitu keras memerangi narkoba, oknum lapas yang bersinggungan langsung dengan terpidana justru menjadi perantara suburnya peredaran narkotika di dalam dan luar lapas.
"Mohon maaf, yang paling tidak komitmen (memberantas narkotika) itu oknum lapas," katanya, dalam
Metro Pagi Primetime, Rabu 21 Februari 2018.
Menurut Asep, pengkhianat-pengkhianat inilah yang membuat komitmen pemerintah memberantas narkotika terhambat.
Mestinya, kata dia, ketika penyelidikan, penyidikan, penuntutan, sampai dengan vonis sudah berhasil dan tuntas, petugas lapas yang menjaga terpidana narkoba tidak lagi berulah dan ikut bermain di dalamnya.
"Selama oknum di bawah masih memperjualbelikan (kewenangannya), masih bermain, sia-sia apa yang dilakukan Polri, BNN, bahkan presiden. Bangsa ini akan hancur kalau banyak pengkhianat," ungkapnya.
"
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)