Ilustrasi teroris/Medcom.id
Ilustrasi teroris/Medcom.id

Densus 88 Berupaya Tidak Bunuh Terduga Teroris saat Penangkapan

Anggi Tondi Martaon • 21 Maret 2022 22:20
Jakarta: Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror berupaya bersikap humanis saat menangkap terduga teroris. Sehingga, penangkapan tak menewaskan terduga teroris.
 
"Kalau rekan-rekan lihat pendekatan sekarang kami mencoba untuk meminimalisir kejadian akses dari penangkapan yaitu matinya tersangka," kata Kepala Densus 88 Anti-teror Irjen Polisi Marthinus Hukom usai rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 21 Maret 2022.
 
Baca: Densus 88 Tangkap 56 Terduga Teroris hingga Maret 2022

Salah satu upaya menghindari proses penangkapan yang mengakibatkan terduga teroris tewas yaitu saat mereka sedang berada di luar basis terkuat. Yakni, kediaman terduga teroris.
 
"Rumah itu adalah basis pertahanan paling kuat bagi mereka," ungkap dia.
 
Jenderal bintang dua polisi itu pun menyampaikan sejumlah penangkapan di rumah terduga teroris yang berujung tewasnya mereka. Salah satunya, Dr. Azhari bin Husin. 
 
Dia menyampaikan otak pengeboman konsulat Filipina itu melawan saat ditangkap di rumahnya. Aktor bom Bursa Efek Jakarta itu pun menggunakan 12 bom melawan petugas.
 
"Dia membalas dengan bom, 12 bom dia lemparkan ke arah kita, itu basis pertahanan," sebut Marthinus.
 
Hal serupa juga dialami Densus 88 saat menangkap Timur Nasir Abbas. Saat ditangkap, eks Ketua Jemaah Islamiah (JI) meminta ditembak.
 
"Ketika saya menangkap dia, permintaan dia sambil berantem permintaan dia adalah matikan saya saja, tembak saja," ujar Marthinus.
 
Dia pun menegaskan Densus 88 berupaya menangkap di luar basis terkuat terduga teroris. Hal dilakukan untuk menghindari tewasnya terduga teroris karena melakukan perlawanan. 
 
"Kita cari posisi lemah sehingga ekses dari penangkapan yang mematikan tersangka itu tidak terulang," kata dia.
 
Upaya tersebut terlihat pada 2021. Jumlah terduga teroris yang tewas saat proses penangkapan sangat kecil.
 
"Kita menangkap 370 orang pada 2021 yang mati sangat minim sekali, yang mati itu terjadi kontak tembak di Poso karena mereka sama-sama memiliki senjata tidak ada pilihan lain kecuali kita terjadi kontak tembak," ujar Marthinus.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan