Jakarta: Partai Gerindra mempertanyakan alasan polisi belum menangkap mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman. Dia disebut menghadiri pembaiatan kelompok terduga teroris Makassar.
"Biasanya (ada bukti datang ke acara baiat) dan harusnya cepat (diproses)," kata Wakil Ketua Partai Gerindra Habiburokhman dalam diskusi daring Chrosscheck by Medcom.id dengan tema "FPI, Terorisme, dan Propaganda", Minggu, 14 Februari 2021.
Polisi diminta segera menindak Munarman bila benar terlibat. Dia meminta polisi tidak menyebarkan video pernyataan terduga teroris hanya untuk menjerat Munarman.
"Jadi, enggak dibangun opini dulu, enggak diviralkan (video pernyataan terduga teroris) dulu, memang ada bukti," ujar Habiburokhman.
Polisi diminta mendalami keterlibatan Munarman dalam pembaiatan kelompok ISIS. Pernyataan para terduga teroris diminta didalami.
(Baca: Munarman Bantah Hadiri Baiat Terduga Teroris Makassar)
"Bukti itu kan bukan soal dia hadir di suatu ruangan, bukti komunikasi, bukti dokumen, gambar, dan video ditambah keterangan orang," tutur dia.
Sebelumnya, nama Munarman dikait-kaitkan dengan aktivitas terduga teroris. Baru-baru ini, pengakuan itu diungkap terduga teroris Muhammad Fikri Oktaviadi.
Fikri ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu, 6 Januari 2021. Ia ditangkap karena pernah mengikuti baiat di Pondok Sudiang pada 2015.
“(Pembaiatan) dihadiri ustaz Basri pemimpin acara, ustaz Fauzan penerbit buku, ustaz Munarman Panglima DPP FPI yang mewakili FPI, dan ustaz Mustar sebagai moderator,” ujar Fikri melalui video yang tersebar via WhatsApp, Senin, 8 Februari 2021.
Beberapa simpatisan FPI juga ikut dalam pembaiatan. Fikri menyebut beberapa nama simpatisan organisasi yang sempat dipimpin Muhammad Rizieq Shihab itu.
Jakarta: Partai Gerindra mempertanyakan alasan polisi belum menangkap mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (
FPI) Munarman. Dia disebut menghadiri pembaiatan kelompok terduga
teroris Makassar.
"Biasanya (ada bukti datang ke acara baiat) dan harusnya cepat (diproses)," kata Wakil Ketua Partai Gerindra Habiburokhman dalam diskusi daring Chrosscheck by Medcom.id dengan tema "FPI, Terorisme, dan Propaganda", Minggu, 14 Februari 2021.
Polisi diminta segera menindak Munarman bila benar terlibat. Dia meminta polisi tidak menyebarkan video pernyataan terduga teroris hanya untuk menjerat Munarman.
"Jadi, enggak dibangun opini dulu, enggak diviralkan (video pernyataan terduga teroris) dulu, memang ada bukti," ujar Habiburokhman.
Polisi diminta mendalami keterlibatan Munarman dalam pembaiatan kelompok ISIS. Pernyataan para terduga teroris diminta didalami.
(Baca:
Munarman Bantah Hadiri Baiat Terduga Teroris Makassar)
"Bukti itu kan bukan soal dia hadir di suatu ruangan, bukti komunikasi, bukti dokumen, gambar, dan video ditambah keterangan orang," tutur dia.
Sebelumnya, nama Munarman dikait-kaitkan dengan aktivitas terduga teroris. Baru-baru ini, pengakuan itu diungkap terduga teroris Muhammad Fikri Oktaviadi.
Fikri ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu, 6 Januari 2021. Ia ditangkap karena pernah mengikuti baiat di Pondok Sudiang pada 2015.
“(Pembaiatan) dihadiri ustaz Basri pemimpin acara, ustaz Fauzan penerbit buku, ustaz Munarman Panglima DPP FPI yang mewakili FPI, dan ustaz Mustar sebagai moderator,” ujar Fikri melalui video yang tersebar via WhatsApp, Senin, 8 Februari 2021.
Beberapa simpatisan FPI juga ikut dalam pembaiatan. Fikri menyebut beberapa nama simpatisan organisasi yang sempat dipimpin Muhammad Rizieq Shihab itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(REN)