Terdakwa pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso di persidangan. ANT/Widodo Jusuf.
Terdakwa pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso di persidangan. ANT/Widodo Jusuf.

Rekaman Kamera Pengintai Kafe Olivier Diduga Dimodifikasi

Arga sumantri • 15 September 2016 19:28
medcom.id, Jakarta: Ahli digital forensik Rismon Sianipar telah menganalisis rekaman kamera pengintai di Kafe Olivier yang pernah diputar saksi ahli forensi Jaksa Penuntut Umum (JPU). Rismon menemukan kejanggalan, rekaman itu diduga telah dimodifikasi.
 
Ahli digital forensik yang dihadirkan buat meringankan terdakwa Jessica Kumala Wongso itu menganalisis video yang didapat dari siaran langsung tiga televisi. Cuplikan dalam video, berisi rekaman kamera pengintai yang diputar saat mendengar keterangan ahli dari JPU M Nuh.
 
Rekaman Kamera Pengintai Kafe Olivier Diduga Dimodifikasi
Ahli digital forensik Rismon Sianipar saat memberikan keterangan dalam sidang pembunuhan Wayan Mirna Salihin. ANT/Widodo Jusuf.

Menurut Rismon, rekaman yang diputar tak konsisten. Ia melihat jari telunjuk Jessica dalam rekaman itu tak proporsional. Khususnya saat rekaman memutar adegan Jessica menggaruk tangan sembari memegang tas ketika Wayan Mirna semaput.
 
"Sebaran intensitas pixel di sekitar tangan, pola atau tekstur wilayah tangan dan jari telunjuk rusak, tidak seperti tekstur atau pola lengan atas," jelas Rismon di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).
 
Peraih gelar Doktor Engineering dari Universitas Yamaguchi, Jepang, itu mencurigai beberapa bagian telah diedit secara manual. Sebab, Rismon melihat perubahan faktor cahaya dari frame (satuan terkecil dalam sebuah video-red) pertama dan frame berikutnya dalam rekaman itu.
 
"Dalam 0,1 detik kecepatan tangan tidak masuk akal. Pergerakan pixel terputus-putus, terjadi disformasi objek," tambah Rismon.
 
Rekaman Kamera Pengintai Kafe Olivier Diduga Dimodifikasi
Hasil analisis rekaman kamera pengintai yang dipaparkan Rismon dalam sidang pembunuhan Wayan Mirna Salihin. MI/Panca Syurkani.
 
Rismon juga menyayangkan, ahli digital forensik JPU tidak memutar video secara frame per frame. Khususnya, dalam adegan yang diduga krusial ketika Jessica diduga melakukan pergerakan tangan yang mencurigakan.
 
"Terjadi inkontinuitas, terputus. Muncul sejumlah pixel yang cukup cerah menyerupai lengan kiri. Kita menduga itu lengan sebenarnya, atau apa. Yang memegang telinga atau memegang sesuatu di kepala," ungkap Rismon.
 
Rekaman kamera pengitai memiliki 25 frame dalam satu detik. Rismon menjelaskan, perbedaan atau sebaran intensitas tiang frame tak dapat dilihat secara kasat mata.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan